TEMPO Interaktif, Jakarta: Sampah menumpuk di sepanjang Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Aipda KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (26/5). Sebagian besar sampah terdiri atas kantong plastik yang padat. Juga ada besi halus dan paku.
Jalan pun dipenuhi tanah merah sehingga menebar debu yang menyebabkan pengguna jalan dan warga sekitar harus menutup hidung dan menggunakan penutup muka. Padatnya tumpukan sampah membuat pengguna jalan yang melewati koridor itu tidak dapat memacu kendaraannya melebihi 20 kilometer per jam.
Menurut warga sekitar, sampah mulai memenuhi Jalan Katamso dan KS Tubun sejak Ahad malam. "Asalnya dari sampah (di) dalam (bekas pemukiman Kampung Boncos)," kata Joni, 37 tahun, warga RT 7 RW 3 Kota Bambu Selatan, Selasa (26/5).
Pemukiman yang sebelumnya banyak dihuni pemulung itu digusur beberapa waktu lalu. Di Kampung Boncos, terdapat gunung sampah yang tingginya mencapai 4 meter.
Joni mengatakan, pemilik lahan ingin mengosongkan lahan, termasuk gunung sampah tersebut. Sampah diangkut menggunakan lebih dari sepuluh truk ukuran besar sejak Ahad malam. "Tapi nutupnya ga rapi, jadinya (sampah) pada jatuh," kata pengojek yang biasa mangkal di Persimpangan Katamso-KS Tubun itu.
Tumpukan sampah terbentang hingga 2 kilometer, sampai Jalan Layang Jatibaru. Jalan layang ini hanya terpisah 100 meter dari Kantor Dinas Teknis DKI Jakarta, tempat pejabat Pekerjaan Umum, Pertamanan, dan Perhubungan bekerja.
Warga khawatir pekatnya debu yang terus beterbangan dapat mengganggu kesehatan mereka. "Belum lagi kalau hujan, jalan jadi licin dan bau," kata Joni. Penanganan spontan dilakukan warga dengan memungut onggokan sampah yang berukuran besar dan menyiram jalan untuk mengurangi debu.
REZA M