TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Energi Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan masih ada dua penahan jika harga minyak terus melambung. Menurut dia, ada surplus penerimaan minyak dari awal tahun. Namun surplus akan tergerogoti jika harga minyak dunia terus mengalami kenaikan.
"Mungkin saat ini posisinya negatif," ujar Purnomo usai rapat Dewan Energi Nasional di Jakarta, Jumat (12/6). Purnomo mengatakan hal ini menjawab pertanyaan wartawan tentang kenaikan harga minyak dunia.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, dengan kenaikan harga minyak tersebut maka bisa mengancam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Namun Purnomo mengutarakan, yang mengetahui posisi persisnya terhadap anggaran adalah Menteri Keuangan.
Selain penahan kenaikan yang berasal dari surplus, Purnomo menambahkan, masih ada subsidi sebesar Rp 50 triliun. "Masih ada slot itu jika terjadi kenaikan harga minyak. Jika harga minyak naik pendapatan kita juga naik," ujar Purnomo.
Soal pendapatan, patokan didapatkan dari harga dan produksi. Tahun lalu, kata Purnomo, pendapatan disetorkan Rp 53 triliun dan produksi cukup tinggi. Dia juga mendapat laporan dari BP Migas, lembaga tersebut optimistis bisa memenuhi target produksi minyak.
Purnomo juga menegaskan untuk bulan ini pemerintah menetapkan tidak ada kenaikan harga minyak. Pertimbangannya kondisi keuangan negara, peningkatan nilai tukar rupiah, dan realisasi subsidi bahan bakar minyak. "Yang jelas tidak naik, kami evaluasi tiap bulan," tuturnya.
Acuan harga minyak untuk antaran Juli turun US$ 0,62 ke US$ 72,06 per barel pada penutupan perdagangan Jumat (12/6) sore waktu Singapura. Pada Kamis, harga minyak meningkat US$ 1,35 ke posisi US$ 72,68, rekor tertinggi sejak Oktober tahun lalu.
DIAN YULIASTUTI