“Saat ini penyidik masih meminta keterangannya,” kata Kepala Satuan Cyber Crime Ajun Komisaris Tomi Watulio melalui sambungan telepon, Selasa (30/6). Menurut dia, polisi belum memutuskan menahan mahasiswa semester akhir Institut Kesenian Jakarta itu. “Tergantung pemeriksaan,” kata dia.
Hariadhi dilaporkan PT Sinar Sosro, produsen the Botol Sosro, karena dinilai menyebarkan berita palsu melalui situs pribadinya di www.hariadhi.wordpress.com. Di situs itu ia menyebutkan Hydroxylic Acid yang terkandung dalam teh botol itu adalah racun yang sangat berbahaya bagi manusia. Kemudian isi blog itu disebarkan ke berbagai milis pemasaran.
Senior Marketing Manager PT Sinar Sosro Alex Rumondor kepada wartawan menyebutkan Hydroxillic Acid disebut bahan berbahaya adalah informasi menyesatkan. “Itu nama lain dari air dalam bahasa Kimia,” katanya (30/6). Karena itu, katanya, tidak ada alasan kalau cairan itu disebut berbahaya.
Pencemaran nama baik ini mulai dilaporkan pada 19 Juni lalu. Alex menceritakan pihaknya mendapat informasi beredarnya informasi ini sejak awal Mei 2009. Kemudian perusahaan mereka mengumpulkan semua tulisan-tulisan yang beredar di milis, dan melakukan klarifikasi di milis itu, termasuk di situs resmi mereka.
Pihaknya, kata Alex, tidak berniat menuntut Hariadhi hingga penjara. Laporan yang mereka lakukan, diakuinya untuk sekedar mengobati 'luka' yang timbul akibat tulisan yang dibuat oleh Hariadhi. Karena itu pihaknya membuka pintu damai bagi Hariadhi. “Bagi kami cukup permintaan maaf secara resmi,” kata dia.
Karena akibat dari tulisan yang sudah menyebar iitu, pemesanan Teh Botol Sosro di masyarakat sempat terhenti. Dan pihaknya dibuat repot dengan menurunkan semua personilnya untuk melakukan klarifikasi ke para konsumen dan pedagang.
Alex mengaku Hariadhi sudah meminta maaf langsung saat diperiksa pertama kali oleh polisi siang tadi. Ia juga mengaku menyesal, dan menyebutkan motif penulisan itu hanya ingin mencoba efek dari sebuah tulisan dari blog di internet. “Dia hanya iseng,” kata Alex.
MUSTAFA SILALAHI