TEMPO Interaktif, Subang - Ratusan tukang becak dan pedagang kecil di Subang, Jawa Barat, Selasa (7/7), ramai-ramai mendatangi kantor DPC PDIP di jalan K.S Tubun, untuk menukarkan kartu "Program Pro Rakyat" berlogo pasangan Capres Mega-Prabowo, dengan sembako gratis.
Iwan, salah seorang tukang becak yang tinggal di Gang Bidara, Kelurahan Cigadung, mengaku mendapatkan kartu Program Pro Rakyat itu dari sesama tukang becak. "Awalnya sih senang-senang sja bakal dapat sembako gratis," kata Iwan, sambil memperlihatkan sehelai kartu.
Baca Juga:
Dalam kartu yang tak ditandatangan tersebut, dijelaskan mereka yang memegangnya berhak mendaqpatkan beras lima kilo gram, minyak goreng 2,5 kilo liter, gula satu kilo gram dan mie instan sepuluh bungkus. Penukaran dilakukan di kantor DPC PDIP, Selasa (7/7). "Setelah saya datang ke sana (kantor PDIP) ternyata bohong," kata Iwan.
Atin Suprihatin, Ketua Tim Sukses Capres Mega-Prabowo, amengaku tak pernah membagi-bagikan kartu sembako gratisan itu. "Itu bentuk pencemaran nama baik terhadap capres yang kami usung," kata Atin. "Itu jelas-jelas fitnah," kata Atin. Tapi, Atin tak menyebutkan pihak mana yang melakukan pencemaran nama baik dan fitna terhadap capres yang dijagokan PDIP dan Partai Gerindra tersebut.
Atin juga langsung melaporkan "booming" kartu prorgram pro raklyat yang mengejutkannya itu kepada pihak Panwaslu Subang. Ia lalu meminta ijin untuk melakukan klarifikasi langsung kepada masyarakat kota Subang dengan cara wawaran menggunakan kendaraan berpengeras suara keliling kota. Tapi, permohonannya itu ditolak Panwaslu.
Sony Kusdinar, anggota Panwaslu Kabupaten Subang, mengatakan jika klarifikasi langsung dengan cara wawaran itu dilakukan, artinya sama dengan melakukan kampanye. "Makanya, usulnya kami tolak," kata Sony. Kecuali, kalau tim sukses Mega-Pro mau melakukannya dengan cara lebih elegan dan tidak menabrak aturan terutama ranah kampanye. Terhadap laporan itu, Sony mengatakan, "Panwaslu sifatnya hanya menerima laporan saja."
NANANG SUTISNA