TEMPO Interaktif, Tangerang - Berbagai elemen masyarakat Tangerang Selatan meminta Pemerintah Kota Tangerang Selatan membatalkan pembangunan patung Sultan Banten, Maulana Hasanudin, karena telah menimbulkan kontradiktif di tengah masyarakat.
"Jangan sampai ini menjadi masalah dan kontradiktif," ujar Presidium Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Ustad Rasud Syakir, kepada Tempo, Selasa (14/7).
Rasud mengatakan sebagai tokoh masyarakat dan ulama yang ikut andil dalam pembentukan Kota Tangerang Selatan, dia tidak setuju jika untuk menghormati seseorang dengan mengabadikannya dengan cara dipatungkan. "Menghormati seorang pahlawan lebih dengan cara meneladani perjuangannya," kata Rasud.
Masyarakat Tangerang Selatan, kata dia, tetap meminta pembuatan patung itu dibatalkan. "Kalau masih diteruskan, jangan salahkan jika masyarakat akan melakukan aksi," kata Rasyud dengan nada tinggi.
Hal senada juga disampaikan perwakilan masyarakat Betawi Tangerang Selatan. Mereka menyarankan pembangunan patung itu dibatalkan dan dananya digunakan untuk membangun sesuatu yang lebih bermanfaat untuk masyarakat luas. "Gedung olahraga misalnya," ujar Wakil Ketua Ikatan Keluarga Besar Betawi Ciputat dan Sekitarnya, Suryadi.
Suryadi menilai Pemerintah Kota Tangerang Selatan terkesan memaksakan kehendak membangun patung itu tanpa berkoordinasi dahulu dengan masyarakat setempat dan tanpa mempertimbangkan kondisi masyarkat setempat.
"Jangan sampai masyarakat berpikir jika ini adalah cara mem-Bantenisasikan Tangerang Selatan," katanya.
JONIANSYAH