TEMPO Interaktif, Washington - Virus flu Meksiko, H1N1, jauh lebih virulen ketimbang virus flu biasa yang datang tiap musim dingin. Virus flu yang materi genetisnya diramu dalam tubuh babi ini berkembang jauh lebih subur dan menyebabkan luka di berbagai organ sistem pernapasan, termasuk paru-paru, tidak seperti virus flu musiman yang hanya bercokol di hidung dan tenggorokan.
Perbedaan virulensi itu didapat dari hasil riset yang dilakukan Yoshishiro Kawaoka dari University of Wisconsin, Amerika Serikat, dan telah dipublikasikan dalam jurnal Nature. "Saya amat risau, virus ini jelas berbeda dibanding influenza musiman. Virus ini jauh lebih berbahaya dan lebih parah," kata Kawaoka.
Kawaoka di antaranya menguji tiga ekor monyet korban infeksi flu babi dan tiga ekor lainnya yang menderita flu musiman. Datanya memperlihatkan bahwa jumlah virus yang terdapat pada semua bagian paru-paru, tonsil, saluran pernapasan, dan hidung monyet penderita flu babi dua kali lipat lebih banyak.
Tapi Kawaoka tidak mendapati kecenderungan kalau orang tua lebih kebal terhadap jenis virus flu baru itu ketimbang orang muda. Kecenderungan ini diungkap tim peneliti di Centers for Disease Control and Prevention, akhir Juni lalu. "Orang di atas usia 65 tahun, dan mungkin juga di atas 50 tahun, memiliki risiko lebih rendah tertular virus ini ketika mereka berada satu rumah dengan anggota keluarga yang terinfeksi H1N1," menurut hasil studi saat itu.
Dalam risetnya, Kawaoka mengecek sampel darah dari berbagai kelompok usia. Dia hanya menemukan dua perkecualian dari efektivitas serangan flu dari Meksiko itu, yakni pada orang yang lahir sebelum pandemi 1918. Keduanya kebal flu babi meski tak kebal terhadap flu musiman.
TJANDRA | AP