TEMPO Interaktif, Bandar Lampung - Asosiasi Pengusaha Indonesia Lampung mulai mengeluhkan langkah pemadaman listrik bergilir yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara. "Pemadaman listrik yang sudah berlangsung sepekan lebih itu sangat merugikan pengusaha karena produksi terganggu," kata Yusuf Kohar, ketua Apindo Lampung, Senin (20/07).
Menurut Yusuf, produksi perusahaan yang mengasilkan barang konsumtif mengalami penurunan hingga 20 persen. "Mereka sangat mengandalkan dan tergantung pasokan listrik PT PLN," katanya.
Saat ini semua sektor usaha sudah mulai terasa akibat tersendatnya pasokan listrik. "Sektor jasa seperti warung internet dan telekomunikasi tentu paling merasakan dampak pemadaman ini," ujarnya. Dia berharap PT PLN Wilayah Lampung memberitahukan serta meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan itu.
Hal yang sama juga dilontarkan Subadra Yani, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Lampung. Dia meminta PLN mengumumkan penyebab pemadaman listrik bergilir. "PLN harus transparan dan menghormati hak pelanggan listrik. Jangan asal-asalan," katanya.
Sementara itu Sumargo, juru bicara PLN Lampung mengatakan pemadaman listrik bergilir terpaksa dilakukan karena adanya sejumlah pembangkit listrik di Sumatera yang mengalami kerusakan. "Terlebih dua pembangkit besar di Lampung juga mengalami kerusakan. Akibatnya kita mengalami defisit 67 hingga 70 megawatt," kata Sumargo.
Dua pembangkit di Lampung yang mengalami kerusakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit 3 Tarahan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Batutegi. PLTU Unit 3 Tarahan mengalami kebocoran pada ketel uap atau tabung boiler. "Sementara kemampuan PLTA Batutegi menyusut karena musim kemarau," kata Sumargo.
PLN Lampung, kata dia, telah memberitahukan dan meminta maaf ke masyarakat akibat pemadaman bergilir ini. Pemadaman bergilir akan tetap berlangsung hingga perbaikan pembangkit selesai. Warga Lampung akan mengalami pemadaman secara bergilir selama 8 hingga 12 jam per hari.
NUROCHMAN ARRAZIE