TEMPO Interaktif, Bandung - Departemen Kesehatan menyatakan 10 suspek flu babi di Bandung terbukti positif mengidap flu babi. Sejak awal Juli lalu sampai Kamis (23/7) siang, tercatat ada 18 orang suspek babi di rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung. Hampir seluruhnya adalah warga Kota dan Kabupaten Bandung.
Menurut Kepala Bidang Bina Penyehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dokter Fita Rosemary, diantara 18 pasien flu itu, 10 orang telah dinyatakan positif flu babi, ke-10 orang itu adalah F (29), S (39), A (17), G (21), R (22), A (19), H (28), R (29), H, dan L. Daftar nama itu diperoleh dari Departemen Kesehatan, Jakarta, Kamis (23/7) hari ini.
Salah satu yang dinyatakan positif itu adalah seorang perawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Tidak semua dari suspek flu babi itu dirawat di rumah sakit. ”Tidak semua dirawat, jadi dirumahkan saja,” kata Fita Rosemary, Rabu (23/7). Meskipun pasien dirawat dirumah, tetapi mereka diawasi terus oleh petugas pusat kesehatan masyarakat yang rutin datang langsung ke rumah pasien.
Juru bicara Tim Infeksi Khusus RS Hasan Sadikin dokter Primal Sudjana membenarkan, ke-10 pasien positif flu babi itu tidak ada yang dirawat di rumah sakit melainkan di rumah masing-masing. Pertimbangannya, mereka dianggap bisa merawat diri sendiri atau ada yang merawat di rumah, dan sakitnya tidak terlalu parah. “Dipulangkan kalau yakin tidak menularkan ke orang lain,” kata Primal.
Dari catatan Dinas Kesehatan Jawa Barat, ke-10 pasien itu mulai sakit sejak 13 Juli lalu. Selain ditangani Rumah Sakit Hasan Sadikin, mereka juga ada yang dirawat di rumah sakit Hermina, Bandung. Umumnya, kata Primal, para pasien sudah dinyatakan negatif pada hari kelima pemeriksaan. “Positif (flu babi) itu berdasarkan sampel pasien di hari pertama yang kami kirim ke Balitbangkes,” katanya. Balitbangkes adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dari Departemen Kesehatan di Jakarta.
Primal mengakui status itu agak terlambat dikirimkan Departemen Kesehatan ke pasien karena laporannya dikumpulkan dulu per daerah. Pemberitahuan status ke pasien, katanya, dilakukan oleh Tim Infeksi Khusus melalui sambungan telepon. ”Saat kita kontak, mereka sudah pada sembuh,” kata Primal.
Pola penularan flu babi pada pasien di Bandung, ujarnya, bermacam-macam. Sebagian besar karena habis bepergian ke luar negeri, ke negara dengan pandemi flu babi seperti Singapura, Hongkong, Amerika Serikat, dan Bali. Lainnya mengaku tidak pernah ke luar negeri namun melakukan kontak dengan kerabat yang berasal atau baru pulang dari luar negeri. ”Tapi ada juga yang tidak jelas riwayatnya karena lupa telah kontak dengan siapa saja,” kata Primal.
Soal tenaga medis yang tertular, dia mengatakan sumbernya adalah dari pasien yang ditangani di ruang Instalasi Gawat Darurat. Untuk mengurangi risiko penularan di kalangan tenaga medis, rumah sakit Hasan Sadikin kini mewajibkan seluruh petugas di ruang Gawat Darurat, poliklinik, ruang infeksi kamar Dahlia, dan ruang isolasi, untuk memakai masker. ”Pasien influenza pun kami langsung pisahkan,” katanya.
Sampai Rabu siang, masih ada satu orang suspek yang tengah dirawat di ruang Influenza Center. Pasien berinisial G, 17 tahun, itu datang ke rumah sakit Hasan Sadikin pada 21 Juli dengan keluhan influenza-like illness sepulangnya dari menonton bola di Malaysia. Suhu badannya mencapai 39 derajat celcius. “Pagi tadi panasnya sudah turun, tinggal batuk dan pilek,” kata Primal.
ANWAR SISWADI