TEMPO Interaktif, SUBANG - Ribuan hektar areal sawah di wilayah pantai utara Kabupaten Subang mulai mengering. Demi mengatasi kondisi gagal panen, Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, Purwakarta menggelontorkan air dari waduk Jatiluhur yang dikelolanya buat kepentingan pengairan.
Djendam Gurusinga, Dirut PJT II Jatiluhur, saat dihubungi Tempo, Selasa (28/7), mengatakan, penggelontoran air ke Pantura Subang dilakukan sejak akhir pekan lalu. "Melalui saluran induk Tarum Timur," kata Djendam.
Menurut Djendam, air yang digelontorkan pihaknya dari sumber utama waduk Jatiluhur mencapai 62,55 meter kubik per detik. "Jika dihitung dari kebutuhan petani sudah sangat mencukupi," kata Djendam.
Ia mengaku telah menginstruksikan para petugas wakker (pengatur air) supaya terus melakukan pemantauan pengiriman air tersebut mulai dari saluran induk sampai aliran tersier. "Sebab, jika tidak dijaga bisa saja air mengalir tidak tepat sasaran," kata Djendam.
Ia menjamin ketersediaan air di waduk Jatiluhur mencukupi untuk kebutuhan pengairan sawah sepanjang musim tanam gadu. Tinggi muka air waduk Jatluhur sekarang masih 104,33 meter. "Artinya dalam kondisi aman," kata Djendam. Hanya saja, semua sumber air sungai setempat di Pantura Subang memang sudah hampir kering semuanya. "Jadi, kerepotannya, semuanya mengandalkan air dari waduk," kata Djendam.
Kondisi kekeringan saat ini, memang sudah melanda areal persawahan di wilayah Kecamatan Pusakanagara, Pusakajaya, Legonkulon dan Pamanukan. Areal yang kekeringan tersebut meliputi 11.385 hektare. Akibat kekuang air tersebut petani di Pusakanagara,Pusakajaya dan Legonkulan nyaris bentrok.
NANANG SUTISNA