Dia menjelaskan, upaya menerapkan pengakuan prestasi dan hukuman di Indonesia bukan hal yang mudah. Budaya masyarakat Indonesia masih mengedepankan rasa tenggang rasa atau tepo seliro dan tak ingin mempermalukan seorang kawan. Tugas Darmin lebih mudah karena berasal dari kalangan eksternal dan tak banyak berkawan dengan aparat pajak.
“Sebaliknya Pak Tjiptardjo lebih sulit karena sejak awal berasal dari internal pajak, sehingga sangat kental pertemanan dengan aparat pajak,” kata Sri Mulyani ketika memberikan sambutan dalam upacara pelantikan dan serah terima jabatan Direktur Jenderal Pajak di Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa (28/7).
Menteri Sri Mulyani juga meminta Tjiptardjo--sebelumnya menduduki posisi Direktur Intelijen dan Penyidikan--bisa memimpin institusi pajak dengan integritas tinggi serta sesuai dengan sistem yang sudah dibangun semasa kepemimpinan Darmin.
Tjiptardjo terpilih menggantikan Darmin Nasution sebagai Direktur Jenderal Pajak Departemen Keuangan. Adapun Darmin terhitung Senin (27/7) resmi menjabat Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia menggantikan Miranda Swarai Goeltom yang habis masa tugas.
Menurut Sri Mulyani, terpilihnya Tjiptardjo telah melalui proses dan memperhatikan segala pertimbangan. Meski demikian, pemilihan ini bukan prestasi Tjiptardjo seorang, melainkan juga prestasi seluruh pejabat pajak yang kini mengisi puncak pimpinan.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani menegaskan, amanah kepemimpinan aparat pajak tak hanya diemban oleh Tjiptardjo, tapi juga seluruh pejabat pajak yang selama ini bekerja bersama di lembaga itu. “Apalagi (pejabat) seangkatan Pak Tjiptardjo yang kini menempati posisi puncak akan pensiun dalam dua sampai tiga tahun lagi. Ini adalah kesempatan terakhir untuk membuktikan,” katanya.
AGOENG WIJAYA | RIEKA RAHADIANA