Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang-orang Stres "Berlomba" Naik Kuda Lumping

image-gnews
TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tubuh belasan laki-laki itu tinggi besar dan tegap. Mereka berkulit gelap dengan otot tangan dan kaki yang liat, khas petani yang saban hari bergulat dengan panas, lumpur, dan cangkul.

Juga berambut panjang dan gimbal dengan kumis lebat melintang. Mereka berjalan gagah, meski kuda lumping dari anyaman bambu terselip di antara kedua paha mereka. Wajah mereka dirias garang dan seram.

Dalam Festival Lima Gunung VIII di Dusun Mantran Wetan, Magelang, Jawa Tengah, Minggu lalu, itu, mereka tampil mengentak. Bum! Bum! Bum! Bunyi gong, drum, dan seperangkat gamelan Jawa yang tak utuh berbunyi bergantian. Itu ditambah lagi dengan suara kaki-kaki para petani gunung Desa Sekayu dari lereng Gunung Merbabu, Magelang. Kaki-kaki mereka itu dientak-entakkan di tanah.

Gerakan kaki meloncat dan mengentak ke tanah terlihat ritmis dengan bunyi alat-alat musik perkusi. Ditambah bunyi lonceng-lonceng kecil yang terpasang pada pergelangan kaki, yang selalu gemerincing tiap kali kaki-kaki itu bergerak. Teriakan nyaring para penabuh gamelan yang mengiringi gerakan penari menambah ramai.

Atraksi kuda lumping serupa diketengahkan pasien-pasien Rumah Sakit Suraya Magelang (RSSM). Sedikit berbeda, para pasien gangguan penyakit jiwa itu menampilkan tarian kuda lumping dengan atraksi perang menggunakan pedang-pedangan. Bahkan sepasang penari saling mengadukan potongan bekas gagang sapu sebagai senjata mereka.

Wajah-wajah tanpa ekspresi itu terlihat berusaha memadukan gerakan dengan alunan musik yang mengiringi. Beberapa penari sempat lepas kendali karena melakukan gerakan tidak seperti diajarkan, sehingga membuat penonton tertawa lepas. Untunglah ada seorang pemegang pecut yang mengawasi dan bertugas meluruskan gerakan penari.

"Berkesenian bisa menghilangkan sedikit penyakit jiwa. Jadi rumah sakit jiwa bukan musuh seniman, tapi mitra," kata Prayit dari RSSM. Prayit yakin kesenian adalah terapi ampuh untuk penyembuhan penyakit jiwa secara komprehensif, sehingga perlu jalinan kemitraan antara rumah sakit jiwa dan seniman.

Tak hanya tarian kuda lumping berbagai versi yang ditampilkan dalam festival yang melibatkan seniman dari kawasan Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Menoreh, dan Andong yang mengitari Magelang itu. Ada tari Seblak Kulub, yang menceritakan para bocah tengah berlatih perang dari Dayugo, Merbabu, serta Jazz Gladiator dari Gejayan, Merbabu, yang menggambarkan para petarung.

Tak ketinggalan atraksi ibu-ibu dalam Solah Kiprah dari Fatma Budaya dan Kipas Mega dari Gejayan. Malamnya, ada pula pertunjukan Teater Garasi Yogyakarta dan Komunitas Jajan Pasar, Surabaya. Puncak acara yang berlangsung di pengujung Minggu malam adalah wayang orang Samudera Mantana dari Tutup Ngisor, Merapi, dan ketoprak dari tuan rumah, yakni Dusun Mantran, Andong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mantran baru pertama kali dijadikan ajang Festival Lima Gunung. Suasana pun sederhana, seperti festival-festival serupa saban tahun sebelumnya. Tak ada panggung dan dekorasi background panggung, lazimnya sebuah pertunjukan bagi 16 kelompok penari yang tampil. Panggung tempat kaki-kaki mereka saling berentakan adalah tanah lapang di halaman rumah seorang warga dan beratapkan langit.

Latar panggungnya adalah hijaunya puncak Gunung Andong dengan pohon-pohon pinus yang berbanjar dan birunya Gunung Merbabu yang tersaput kabut siang itu. Satu-satunya panggung diperuntukkan bagi niyaga gamelan. Panggung itu terbuat dari bambu beratapkan kulit jagung kering alias klobot.

Ada pula satu tribun VVIP beralaskan tanah beratap klobot yang diperuntukkan bagi tamu khusus, yakni para seniman dari kota, mancanegara, berikut kepala desa, pimpinan pondok pesantren, juga kepala kecamatan.

Masyarakat sekitar sebagai penonton cukup berdiri menyaksikan dari tepian pelataran yang dijadikan arena atraksi. Ada pula yang naik ke atap rumah demi leluasa melihat atraksi di bawahnya. Bahkan jalanan yang menurun dijadikan warga laksana tribun berundak untuk menonton.

"Ciri khas kesenian masyarakat pedesaan adalah semangat dan kebersamaan," kata Sal Murgiyanto, Dosen Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta, siang itu kepada Tempo. "Teknik gerak tidak penting bagi mereka, yang penting semangat dan kebersamaan," Sal menegaskan.

Properti dan kostum pun sederhana. Mereka bisa menggunakan ampas kelapa untuk membalut tubuh, seperti yang diperlihatkan bocah-bocah dari Krandegan, lereng Gunung Sumbing, dalam tari berjudul Karmapala. Ataupun rumbai-rumbai dari suwiran kertas putih yang menutupi ujung rambut hingga ujung kaki pemuda-pemuda Ngampel, lereng Gunung Merapi, yang menampilkan Gadung Melati.

Lagu-lagu pengiring nyanyian pun bernada riang, seperti Sluku-sluku Bathok, Caping Gunung, atau Perahu Layar. "Itulah wong ndeso. Mereka bukan seniman berambut gondrong pada umumnya, tapi masyarakat tani yang ingin tampil apa adanya," tutur Sutanto Mendut, yang dikenal sebagai presidennya Komunitas Lima Gunung.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

20 Januari 2018

Bintang sepakbola David Beckham tertangkap kamera berjalan-jalan di kota Los Angeles menggunakan sebuah sepeda motor antik berjenis chopper. entertainmentwise.com
David Beckham Pernah Touring dengan Motor Chopper ala Jokowi

Beckham berjalan-jalan menggunakan Harley-Davidson klasik bergaya motor chopper seperti kepunyaan Jokowi.


Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

1 November 2017

Para turis berjalan-jalan di distrik Tumon di pulau Guam, Wilayah Pasifik A.S., 10 Agustus 2017. Kim Jong Un dalam pernyataannya menyebut akan mengirimkan empat rudal balistik ke Guam. REUTERS/Erik De Castro
Setelah Teror Truk, Pelancong yang Masuk Amerika Makin Ribet

Presiden Donald Trump mengatakan dia telah memerintahkan agar pemeriksaan terhadap pelancong asing yang masuk Amerika Serikat kian diperketat.


Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

5 Juni 2015

Proses evakuasi korban terjebak di roller coaster Alton Towers. BBC.co.uk
Baru Jadian, Pasangan Ini Korban Kecelakaan Roller Coaster  

Dua remaja yang mengalami cedera paling parah akibat insiden roller coaster Alton Towers.


Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

7 Desember 2014

Plaza de Armas Kota Arequipa, Peru, Amerika Latin. (TEMPO/Shinta Maharani)
Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru

Kecantikan kota ini bertambah oleh hadirnya Basilica Catedral de Arequipa.


Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

6 Desember 2014

Kota Lima, Peru, Amerika Latin merupakan satu di antara World Heritage Site oleh UNESCO. (TEMPO/Shinta Maharani)
Cuit Rem dan Perang Klakson di Lima, Peru

Ada cerita tentang seorang pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Lima yang nyaris ditubruk mobil.


Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

28 Desember 2013

Tyler Armstrong, bocah laki-laki berusia 9 tahun dari Amerika Serikat berhasil mendaki gunung Aconcagua, yang merupakan gunung tertinggi di benua Amerika. abcnews.go.com
Bocah 9 Tahun Berhasil Daki Gunung Aconcagua

Telah lebih dari 100 orang meninggal saat berusaha menaklukan Aconcagua.


Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

16 Agustus 2013

Oro Fjord. Gadling.com
Lima Tempat Indah Papua Nugini Layak Dikunjungi

Lima tempat wisata indah di Papua Nugini yang layak dikunjungi.


Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

16 Agustus 2013

Ketika Nan Jombang Dance Company tengah berlatih tari di Kota Padang, Sumatera Barat, 30 September 2009, gempa berkekuatan 7,6 SR mengguncang kota itu. Bencana itu  kemudian mendorong Ery Mefri dan para penarinya mengembangkan karya baru berjudul Tarian Malam. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Festival Seni Pertunjukan Internasional di Padang

Sumatera Barat sebagai daerah destinasi membutuhkan seni pertunjukan berlevel internasional.


Festival Toraja Diundur

12 Agustus 2013

Pembukaan festival budaya Lovely December In Toraja 2010 di Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel. TEMPO/Hariandi Hafid
Festival Toraja Diundur

Festival Toraja akan digabungkan bersama kegiatan Lovely Desember.


Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

11 Agustus 2013

Sarana outbond Taman Balekambang, Solo. Tempo/Andry Prasetyo
Ribuan Orang Kunjungi Balekambang  

Libur Idhul Fitri dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata, di antaranya Taman Balekambang, Solo.