TEMPO Interaktif, PURWAKARTA - Tim laboratorium medis Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dan Provinsi Jawa Barat, Kamis (30/7), mengambil sampel air liur dari lima santri pondok pesantren Al-Hikamussalafiyah Kampung Cipulus, Desa Nagrog, Kabupaten Purwakarta, untuk memastikan ada tidaknya santri yang terkena serangan virus H1N1 atau flu babi.
Agung Darwis, Koordinator Tim laboratorium Dinas Kesehatan, usai pengambilan air liur lima santri mengatakan, riset terhadap air liur para santri yang saat ini masih menderita instalasi saluran pernafasan akut tersebut, akan dilakukan di laboratorium milik dinas kesehatan provinsi di Bandung. "Diperlukan waktu semingguan untuk mengetahui hasilnya," kata Agung.
Menurut Agung, derajat serangan penyakit mulai Kamis ini sudah mulai menurun. "Kemungkinan, Jumat (31/7), akan lebih banyak yang sembuhnya," kata Agung. Ia menyebutkan, jumlah santri yang menderita serangan flu secara masif sejak Jumat pekan lalu di pesantren Al-Hikamussalafiyah itu tercatat 453 orang. "Dua santri yang sempat di rawat inap di Puskesmas Wanayasa juga sudah sembuh," kata Agung.
K.H Adang Badrudin, Pimpinan Pondok Pesantren Alhikamussalafiyah Cipulus, mengaku lega dengan adanya pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tim medis dinas kesehatan yang beranggotakan enam orang itu. "Supaya ada kepastian benar tidaknya ada santri yang kena H1N1," kata Adang. Ia tetap yakin tak ada satu pun santrinya yang terkena flu yang berasal dari Meksiko itu.
Menurut Adang, para santri yang kena serangan flu masif di pesantrennya dengan tingkat serangan ringan banyak yang diambil oleh para orang tuanya. "Diajak istirahat di rumah," kata Adang. Karena, sudah banyak santri yang sudah sembuh, proses mengaji dan belajar mengajar di sekolah tsnawiyah dan aliyah milik pesantren tetap tidak diliburkan.
Diektahui, pesantren berbasis salafiyah tersebut merupakan pesantren terbesar di Purwakarta yang menampung ribuan santri berasal dari Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Lampung dan Batam.
NANANG SUTISNA