TEMPO Interaktif, Surabaya - Daerah Jawa Timur yang dilanda flu babi kian hampair mencapai sepertiga wilayah provinsi ini. Dari 38 kabupaten dan kota, 12 di antaranya, warganya terserang virus H1N1. Jumpah penduduk yang positif mengidap penyakit ini sebanyak 36 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Pawik Supriyadi mengatakan angka itu dari 89 pasien terduga (suspect) flu babi. Ini diketahui setelah Dinas Kesehatan mendapatkan hasil tes laboratorium atas pasien terduga flu babi tersebut.
"Namun, pasien yang positif itu tidak ada yang kritis dan bisa disembuhkan," kata Pawik seusai pertemuan tertutup dengan Gubernur Jawa Timur dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya kemarin.
Pasien yang terduga dan positif ini berasal dari 12 kota/kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Lumajang, Nganjuk, Sidoarjo, Jember, Ponorogo, Mojokerto, Probolinggo, Jombang, Lamongan, serta Kota Surabaya dan Malang. "Artinya, penyebaran flu babi sudah di 12 kota/kabupaten ini," kata Pawik.
Ia mengatakan telah menyiapkan delapan rumah sakit di Jawa Timur yang siap menangani flu babi, di antaranya RSUD Dr Soetomo, Surabaya; RS Syaiful Anwar, Malang; dan RS Dr Soedono, Madiun. "Jadi, kalau kondisinya dirasa sudah berat, bisa dirujuk ke rumah sakit provinsi," ujarnya.
Merebaknya kasus flu babi ini, kata dia, membuat Dinas Kesehatan mengajukan anggaran khusus untuk penanganan flu babi ke perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Jawa Timur 2009 pada Agustus nanti. "Kami minta Rp 2,5 miliar khusus flu babi," ujarnya. Selain itu, kata dia, Rp 500 juta untuk menyiapkan ruang baru penanganan flu babi di RSUD Dr Soetomo.
Direktur RSUD Dr Soetomo Slamet Yuwono mengimbau masyarakat tak panik atas penyebaran flu babi. "Kami sudah berpengalaman menangani penyakit seperti ini. Cepat datang ke rumah sakit kalau menderita flu berat," ujar Slamet.
Untuk mengantisipasi adanya korban jiwa akibat flu babi, Dinas Kesehatan telah membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Musibah Massal. "Kami punya sistem penanganan flu babi dari tingkat puskesmas hingga dirujuk ke rumah sakit," ujarnya. Selain itu, kata dia, tim ini akan mendatangi pasien yang diduga flu babi.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan belum menetapkan kejadian luar biasa (KLB) flu babi meskipun di Jawa Timur sudah ditemukan 36 pasien yang positif flu babi. "Ini (KLB) tidak menguntungkan dari sisi psikologi masyarakat," kata Soekarwo. Peningkatan penanganan flu babi, kata dia, lebih penting ketimbang harus menetapkan KLB.
Peningkatan penanganan flu babi, Soekarwo menambahkan, bisa dimulai dengan menyiapkan semua tenaga medis dan perangkat serta peralatan medis. "Kami akan siapkan anggaran Rp 3 miliar untuk penanganan pasien yang tertular flu babi," ia berjanji. "Kebersihan dan sanitasi harus dijaga untuk mencegah penularan."
DINI MAWUNTYAS