TEMPO Interaktif, Purwokerto - Untuk mengantisipasi dampak El Nino, petani disarankan menanam padi organik karena jenis padi ini tidak terlalu membutuhkan banyak air untuk pengairan sawah.
"Pertanian organik tidak terlalu terpengaruh musim, termasuk El Nino," kata Ketua Himpunan Petani Organik Banyumas, Sugeng Abdurrahman, Senin (3/8).
Ia menambahkan, suplai air bersih untuk pertanian organik tidak terlalu banyak. Hal itu disebabkan tingkat kelembaban lahan pertanian organik cukup tinggi, sehingga tanah pertanian organik mampu menyimpan air di bawah lapisan tanahnya.
Namun, kata dia, bagi petani yang baru menanam padi organik saat ini, produksinya bakal turun hingga 20 persen. Menurut Sugeng, lahan pertanian organik membutuhkan proses panjang untuk bisa menghasilkan gabah yang banyak. "Setidaknya dibutuhkan waktu 1,5 tahun agar hasilnya bisa banyak," katanya.
Untuk perbandingan, katanya, satu hektare lahan pertanian dengan obat kimia mampu menghasilkan gabah sebanyak 6 ton, sedangkan lahan organik bisa menghasilkan 8 ton per hektare. "Ini saja saya mau tanam lagi, meski tak ada hujan," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Cilacap, Gunawan, mengatakan Dinas sudah mempersiapkan jauh hari akan dampak El Nino. "Kami sudah antisipasi datangnya El Nino ini dengan berbagai program seperti sumur pantai," katanya.
Terkait pertanian organik untuk menghadapi El Nino, Gunawan mengatakan hal itu juga telah dilakukan di beberapa kecamatan. Hanya saja ia enggan menyebutkan berapa kecamatan yang sudah menanam padi organik.
Untuk tahun ini, Gunawan menyebutkan produksi gabah di Cilacap mencapai 700 ribu ton. Untuk tahun 2010, ia memprediksi produksi gabah Cilacap bisa naik menjadi 723 ribu ton.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Banyumas Wisnu Hermawanto mengaku belum bisa memprediksi berapa banyak penurunan produksi gabah akibat dampak El Nino ini. "Kami masih meneliti bagaimana dampaknya bagi pertanian Banyumas," katanya.
ARIS ANDRIANTO