"Inacraft telah menjadi daya tarik dan national branding bagi sumber pasok kerajinan Indonesia," ujar Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), Rudy Lengkong, dalam jumpa pers di Departemen Perdagangan, Jakarta, Rabu (5/8).
Malaysia merupakan pembeli terbesar sepanjang penyelenggaraan Inacraft di Jakarta. Pada Inacraft April lalu misalnya, dari total 994 pembeli yang mencakup 85 negara, Malaysia mencatat rekor transaksi terbesar dengan 205 transaksi. "Ada kesamaan selera dan kedekatan geografis sehingga Malaysia berbondong-bondong ke Inacraft," kata dia.
Perhelatan bertajuk Inacraft Lifestyle in Malaysia 2009 rencananya akan berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) Malaysia pada 13 hingga 15 November mendatang. Dengan mengandeng 100 pengrajin lokal, pameran tiga hari tersebut diharapkan dapat meraup transaksi minimal Rp 5 miliar. "Ini pameran Inacraft pertama di luar negeri," tutur Rudy.
Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Pradnyawati, menambahkan Inacraft tidak hanya akan fokus pada tingkat konsumen, namun dalam jangka panjang mengincar para pebisnis. Menurut dia, produk kerajinan Indonesia memiliki peluang untuk memasok perabotan dan perangkat lain di hotel Kuala Lumpur dan Langkawi. "Produk furnitur bambu bisa mengisi hotel di Malaysia," ucap Pradnyawati.
Selain itu pameran di Malaysia diharapkan dapat menarik lebih banyak pembeli di tingkat ASEAN seperti Singapura, Thailand, dan Filipina. Malaysia bisa jadi titik pertemuan para pembeli Asia Tenggara. Untuk itu, pelaku usaha kerajinan Indonesia diminta mempertahankan kualitas dan melakukan pengiriman produk tepat waktu agar citra Indonesia dapat terjaga. "Kami berangkat ke Malaysia bukan hanya membawa brand image Inacraft, tapi juga Indonesia," tambahnya.
VENNIE MELYANI