Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan BI, Wimboh Santoso, mengatakan pada awal tahun suku bunga acuan berada pada level 9,25 persen. Pergerakan suku bunga acuan terus menurun hingga level 6,5 persen. Pihaknya pun berharap suku bunga kredit terus turun.
Berdasarkan Tinjauan Kebijakan Moneter, pertumbuhan kredit baru mencapai 1,1 persen hingga Juni 2009. "Setelah pemilihan umum berjalan aman, nilai tukar menguat, maka tak ada alasan bank untuk tidak mengucurkan kredit. Saya berharap suku bunga kredit turun," kata Wimboh di Jakarta, Kamis (6/8).
Langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan pada 5 Agustus lalu sebesar 0,25 persen menjadi 6,5 persen sudah sesuai harapan pasar. Kebijakan BI itu mendorong penurunan bunga acuan selanjutnya yang secara akumulasi sudah mencapai 300 basis poin atau 3 persen dalam tempo sembilan bulan sejak awal Desember 2009. Pada November, suku bunga acuan masih 9,5 persen.
Ekonom Citigroup Johanna Chua menilai pemangkasan suku bunga hingga sembilan kali itu kemungkinan bukan yang terakhir. "Penurunan masih akan berlanjut di masa yang akan datang," kata Johanna melalui surat elektronik di Jakarta, Kamis (6/8). Alasan kemungkinan penurunan itu, dia melanjutkan, berdasarkan laju inflasi relatif masih terjaga dan nilai tukar rupiah juga menguat tajam.
Bank Indonesia telah memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis point setelah rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu 5 Agustus 2009, menyimpulkan bahwa tren penurunan inflasi masih berlanjut seiring dengan masih terbatasnya permintaan domestik dan terus menurunnya ekspektasi inflasi.
Dewan Gubernur juga berpandangan penurunan BI rate masih konsisten dengan sasaran inflasi BI ke depan. Namun demikian bank sentral mencermati munculnya tekanan inflasi pada 2010 yang bersumber dari meningkatnya permintaan domestik dan kenaikan harga-harga komoditas di pasar internasional.
EKO NOPIANSYAH