TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan program stimulus pemerintah tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 2009. Sekurangnya 60 persen kenaikan produk domestik bruto (PDB) pada semester pertama 2009 ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga. Sementara pengeluaran pemerintah, kata Rusman, hanya memiliki bobot 9,9 persen dari total pertumbuhan.
"Stimulus pengaruhnya kecil sekali terhadap pertumbuhan ekonomi. Hanya sebagian kecil dari total belanja pemerintah yang 1000 triliun," kata dia dalam jumpa pers di kantor BPS, Jakarta, Senin (10/8).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester pertama 2009 mencapai 4,2 persen, sedikit melambat dibanding semester pertama 2008 yakni 4,4 persen. Perlambatan dikarenakan rendahnya ekspor barang dan jasa pada semester pertama 2009 yang mencapai minus 17,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, investasi atau pembentukan modal tetap bruto juga belum bertumbuh dan hanya mencapai 3 persen dari total kenaikan produk domestik bruto semester 1 2009. "Bobot pengaruh investasi mencapai 31 persen, efek multipliernya ke depan juga tinggi, ini memberi pengaruh besar," kata Rusman.
Sementara stimulus, kata dia, hanyalah itikad politik pemerintah dan tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Program stimulus pemerintah bukanlah tindakan instan yang dapat dirasakan segera. Dampak stimulus, kata Rusman baru terlihat paling cepat 1 tahun setelah stimulus dicarikan. "Dia tidak instan, perlambatan pertumbuhan ekonomi dua bukan karena itu," tambahnya.
VENNIE MELYANI