TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman memang bersahaja. Dia lebih memilih duduk di deretan bangku wartawan ketimbang bersanding dengan pembicara utama saat ada pembahasan obat herbal di Auditorium BPPT.
Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Dr dr Sutoto, MKes, pun segera "menyeret"-nya ke deretan bangku para pembicara. "Wah, saya kan sama dengan wartawan. Masih belajar mengenai obat herbal," ujarnya sambil bercanda kemarin.
Menurut pria kelahiran Bandung itu, terminologi obat herbal belakangan ini begitu populer di masyarakat. Untuk itu, perlu kesepakatan di kalangan medis mengenai penyebutan produk bahan alami tersebut. Kata herbal tak tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. "Yang ada kata jamu," katanya. Banyak yang masih rancu dalam menyebut obat herbal. Ada yang memenggal kata obat, sehingga menjadi herbal saja. "Padahal ada herbal food, herbal drink, atau yang lain," ucap pria penyuka olahraga golf dan tenis ini.
HERU TRIYONO