TEMPO Interaktif, Jakarta - Para pelaku kejahatan Internet memperbarui taktik mereka dalam menebar virus. Kini, mereka juga beroperasi layaknya usaha bisnis, menerapkan strategi yang sering dipakai perusahaan, dan bekerja sama dengan pihak lain untuk meningkatkan dampak kejahatan mereka.
Sejumlah taktik baru ini dilaporkan dalam Cisco 2009 Midyear Security Report yang dirilis Cisco awal bulan ini. Salah satu taktik yang digunakan adalah mengikuti dan memanfaatkan kejadian terkini. Misalnya, terkait dengan wabah H1N1 atau flu babi yang merebak pada April lalu.
Para pelaku kejahatan langsung memenuhi Internet dengan spam berisi iklan obat pencegahan, lalu ditautkan ke situs perusahaan farmasi palsu. Mereka juga mendompleng berita-berita utama untuk menyerang korban.
Kepala peneliti keamanan Cisco, Patrick Peterson, mengatakan bahwa mengamankan jaringan Internet selalu berubah karena ancaman yang makin canggih untuk menerobos jaringan perusahaan dan mencuri data-data.
"Paling mengejutkan dari temuan kami adalah bagaimana para pelaku kejahatan cyber tak hanya menggunakan kemampuan teknis untuk menjaring lebih banyak korban dan tidak terdeteksi, tapi juga memperlihatkan ketajaman bisnis yang cukup andal," ujarnya.
Laporan tengah tahunan ini menggarisbawahi strategi bisnis dan teknik yang paling sering digunakan para pelaku kejahatan untuk menerobos jaringan perusahaan, membahayakan situs web, serta mencuri informasi pribadi dan uang.
DIMAS