Harga acuan untuk antaran September tak berubah di Us$ 69,45 per barel pada Rabu (12/8) siang waktu Singapura di perdagangan New York Mercantile Exchange. Selasa lalu, kontrak jatuh US$ 1,15 menjadi US$ 69,45.
Badan Informasi Departemen Energi AS menyebutkan permintaan dunia akan jatuh hampir 1,71 juta barel tahun ini, melebihi perkiraan sebelumnya yang jatuh 1,56 juta barel.
Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak menambahkan, lembaga itu meramalkan konsumsi tergelincir 1,65 juta barel per hari tahun ini, sebelum kemudian diperkirakan naik tahun depan.
"Fundamental ekonomi akhir-akhir ini tidak benar-benar mendukung harga, namun harapannya perekonomian akan naik dan permintaan meningkat," kata Gerard Rigby, analis energi di Fuel First Consulting, di Sydney, Australia.
AP | BOBBY CHANDRA