TEMPO Interaktif, Jakarta - Bekas presiden Megawati Soekarnoputri tidak datang memenuhi undangan ke Istana dan memilih memimpin upacara bendera sendiri dengan warga partai yang ia pimpin, PDI Perjuangan, di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Alasannya? "Kalau di sana banyak orang penting datang, di sini kan (hanya) PDIP," kata Megawati seusai upacara, Senin (17/8). " Sehingga saya memberatkan di sini."
Meski begitu, kata Mega, di mana pun tempat memperingati kemerdekaan ini tidak masalah. "Buat saya dimana saja sama, yang penting semangat untuk merayakan ulang tahun kemerdekaan ini," katanya.
Dalam upacara itu, sebagai inspektur upacara adalah Puan Maharani, putri Megawati yang resminya menjadi anggota Dewan Pimpinan Pusat Partai. Sejumlah petinggi partai termasuk Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Taufiq Kiemas dan Ketua Fraksi Tjahjo Kumolo.
Upacara ini berlangsung singkat hanya sekitar 40 menit saja tanpa disertai pidato inspektur upacara. Setelah selesai, sejumlah simpatisan partai menyalami Megawati dan pimpinan partai.
Di Lenteng Agung, Megawati memberi pidato tertulis yang menyatakan partainya berkomitmen tetap bersama rakyat dan menjaga serta mengawal arah pembangunan sesuai dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945. "PDIP kembali menegaskan kembali komitmen tetap bersama rakyat agar bisa mengantarkan rakyat menuju kemakmuran," katanya.
Dalam upacara itu sendiri, Megawati melakukan hal unik. Saat pengibaran bendera, seluruh peserta upacara mengangkat tangan untuk mengambil sikap hormat. Namun, Megawati hanya berdiri tegak menatap bendera yang dikibarkan.
Ketika upacara usai, Megawati mengatakan, sikap menghormat itu wajib dilakukan oleh para peserta upacara yang mengenakan topi. "Itu kalau memakai topi harus hormat, kalau tidak boleh hormat boleh tidak. Saya memilih tegak saja," katanya.
Menurut dia, sikap yang diambilnya sudah sesuai aturan. "Saya kan tahu aturan."
EKO ARI WIBOWO