TEMPO Interaktif, Bandung - Tidak hanya memantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga menyempatkan datang ke distro, di kawasan Trunojoyo 23, Bandung. "Tiap kali kita ke Bandung kita juga berusaha untuk mengunjungi pusat industri kreatif," ujarnya di lokasi, Jumat (21/8).
Tidak seperti di daerah lain, kreatifitas di Bandung yang dimulai sejak krisis 1998 ini terus berkembang dan tak surut dimakan waktu. "Setiap tahun selalu berkembang, tahun lalu tempat ini belum ada," tambahnya.
Trunojoyo 23 merupakan pusat sentra distro yang menggabungkan 20 distro sekaligus. "Dulu letak distro terpisah di sepanjang jalan, dan ide untuk kumpul bersama datang dari komunitas distro sendiri mereka. Ini perkembangan yang bagus," ujarnya.
Keberadaan distro terbukti bisa bersaing dengan produk masal dengan terus menerus mengembangkan produk, ide dan desain baru. "Kadang ide bisnis hilang dan surut dalam beberapa tahun, tapi distro berkembang terus," kata Mari.
Inilah yang membuat Bandung menyandang julukan Creative City, Mari menambahkan selain Bandung, Solo, Jogja dan Bali juga mempunyai potensi besar mengembangkan industri kreatifnya. "Di Jawa Tengah cukup banyak titik industri kreatif dengan ciri khasnya masing - masing," jawabnya.
Sementara ibukota Jakarta, titik industri kreatif masih tersebar dan tidak terpusat di satu lokasi saja. "Industri film adanya di Jakarta tapi masih terpencar - pencar," kata dia.
VENNIE MELYANI