"Industri memang turun tapi pendapatan keseluruhan dalam rupiah jua naik mengikuti produksinya," ujar Wakil Direktur Utama Rudiantara saat ditemui di kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin (24/8).
Pada semester satu lalu, total konsumsi listrik mencapai 64,8 terra watt hour atau naik 1,7 persen dari tahun lalu sebesar 63,7 TWH. Selain sektor bisnis, pertumbuhan konsumsi juga terjadi pada konsumsi rumah tangga sebesar 6,7 persen dan sektor lainnya sebesar 5,4 persen. Sementara konsumsi listrik di sektor industri masih mencatatkan pertumbuhan minus 9 persen.
"Kenaikan rumah tangga dan bisnis di triwulan kedua 2009 lebih tinggi dari triwulan pertama," kata dia. Konsumsi bisnis, lanjutnya, naik dari 8 TWH menjadi 11 TWH dan rumah tangga naik menjadi 26,5 TWH dari 24,5 TWH. Konsumsi sektor industri turun dari 24,2 TWH menjadi 22 TWH.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jawa Madura Bali Murtaqi Syamsuddin mengatakan tahun ini perseroan menargetkan penggunaan sumber daya energi campuran yang lebih baik dari tahun lalu. Artinya, penggunaan bahan bakar minyak akan lebih rendah sehingga menghemat biaya produksi.
"Penggunaan bahan bakar minyak semester satu sudah mencapai 22 persen, tahun lalu hingga 28 persen," ujarnya. Sisa sumber energi, dia melanjutkan, berasal dari batubara, gas alam, panas bumi, dan air.
Hingga semester satu PLN mencatat penggunaan batubara dan gas alam sebanyak 28 persen dan 17 persen. Turunnya penggunaan dan harga bahan bakar minyak menurunkan harga jual menjadi di bawah Rp 1.100 per kilo watt hour dari sebelumnya Rp 1.300. "Subsidi juga turun," katanya.
RIEKA RAHADIANA