TEMPO Interaktif, Jakarta - PT PLN (Persero) berencana membangun pembangkit listrik di Sulawesi Tengah untuk menyerap gas dari lapangan gas Donggi-Senoro. "Saya kira sangat mungkin untuk membangun pembangkit di wilayah itu karena daerah Sulawesi juga kekurangan listrik," kata Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar di Jakarta, Selasa (25/8).
Membangun pembangkit, Fahmi melanjutkan, merupakan rencana yang paling ekonomis ketimbang membeli dalam bentuk gas alam cair. Ongkos mengalirkan gas alam cair ke Jawa atau Sumatera dan meregasifikasinya akan lebih mahal. "Kalau seperti itu kan kurang ekonomis bagi PLN," kata Fahmi.
Dia mengatakan nantinya pembangkit itu akan diinterkoneksikan ke bagian lain Sulawesi. Dalam rencana kebutuhan listrik 10 tahun mendatang, lanjutnya, kebutuhan listrik di wilayah itu masih tinggi. Namun ia belum memutuskan berapa volume gas yang akan diserap PLN karena menunggu kesepakatan dengan calon pembeli gas Donggi-Senoro lainnya, yakni PT Perusahaan Gas Negara dan PT Panca Amara Utama.
Fahmi menjelaskan, volume gas yang dihasilkan lapangan Donggi-Senoro sekitar 200 juta kaki kubik per hari. Separuhnya dikabarkan akan dibeli PT Panca Amara Utama. "25 juta kaki kubik per hari sudah cukup bagi PLN. Jumlah itu setara dengan 100 megawatt listrik," ujarnya.
PT Pertamina (Persero) dan PT Medco Energy International, konsorsium hulu Donggi-Senoro, menetapkan harga gas di kepala sumur (well head) sebesar US$ 6,16 per Mmbtu. Jika dijual dalam bentuk gas alam cair ke Jawa, harganya diperkirakan mencapai US$ 12 per Mmbtu.
DESY PAKPAHAN