Puluhan orang yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Banten berkeliling Kota Serang untuk mendukung dan mengkampanyekan pemakaian batik secara nasional pada hari ini, Jumat (2/10).
Mereka berkumpul sejak pukul 08.00 pagi mulai dari pelataran Pemkot Serang. Setelah berkumpul sekitar 50 orang yang membawa sepeda tua, mereka bergerak menuju pusat-pusat keramaian seperti di Bundaran Ciceri, depan Carrefour dan Mall Serang. Sesampainya di sudut-sudut kota, mereka menggelar orasi dan membagikan selebaran yang berisi informasi bahwa batik telah diakui dunia internasional sebagai milik bangsa Indonesia.
Selain itu, mereka kemudian mengunjungi sejumlah gedung bersejarah di Banten, seperti gedung Mapolres Serang, Gedung Pemerintah Kabupaten Serang dan Pemerintah Provinsi Banten. Di tempat itu, mereka menggelar parade batik dengan memutari gedung peniggalan kolonial Belanda itu sebagai wujud kebanggaan atas diakuinya batik sebagai aset budaya nasional.
Menurut Sekretaris Komunitas Sepeda Tua Indonesia Banten Husnuk Amri, pihaknya hanya mengapresiasi pemerintah soal dipatenkannya batik oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) sebagai warisan budaya milik Indonesia. ”Ini adalah hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh penduduk Indonesia,” ujar Amri.
Gubernur Banten Ratu Atut Chosyiah dan seluruh pegawai di lingkungan sekretariat daerah Banten pun hari ini mengenakan batik. Batik yang dikenakan oleh sejumlah pegawai itu juga beragam. Mulai dari batik sablonan sampai batik yang dicetak dengan tangan.
Menurut Atut, pemakaian batik pada hari ini merupakan keistimewaan tersendiri karena batik sudah menjadi milik bangsa Indonesia. Dia meminta kepada seluruh masyarakat di Banten untuk terus mensosialisasikan baju batik. Apalagi, kata dia, Banten sudah memiliki motif Batik yang berbeda dengan batik lainnya di Indonesia. ”Hari Batik kita gunakan juga untuk mengkampanyekan Batik Banten,” katanya.
MABSUTI IBNU MARHAS