Selain menyiapkan tanaman pengganti, Perhutani setidaknya juga telah menganggarkan biaya rehabilitasi hutan lawu sebesar Rp 1,9 miliar yang akan dialokasikan sebesar Rp 1,5 juta untuk tiap hektar lahan yang akan direhabilitasi.
Sekedar diketahui, kebakaran di lereng Gunung Lawu pekan lalu, setidaknya telah meludeskan hutan seluas 1.370,7 hektar di wilayah Ngawi dan 146,1 hektar hutan di wilayah Magetan.
Data yang ada di Perhutani menyebutkan, hutan Lawu setidaknya memiliki hutan lindung seluas 26.474 hektar, dan 25.160 hektar hutan produksi, serta 7.472 hektar hutan non produksi sehingga total hutan dilereng Gunung Lawu tersebut mencapai 52.385 hektar.
Perhutani memastikan, kebakaran yang terjadi setidaknya telah membuat adanya gangguan keseimbangan alam yang berujung pada rusak dan matinya ekosistem yang ada. “Jika tidak segera diperbaiki, kami kawatir akan membunuh sumber air bahkan bisa saja terjadi bahaya tanah longsor," tambah Eddy.
Sementara itu, tanaman keras pengganti yang rencannya akan ditanam di hutan Gunung Lawu meliputi pinus, kina, serta karet. “Hanya saja penanaman ini baru bisa dilakukan menunggu musim penghujan tiba," terang dia.
Sambil menunggu penghujan, perhutani kini terus meningkatkan kewaspadaan di sekitar hutan Gunung Lawu. Apalagi, musim kemarau yang masih menyengat setidaknya masih berpotensi untuk kembali terjadi kebakaran di kawasan lereng gunung berapi tersebut. “Kita telah tambah 35 polisi hutan dan mantri hutan untuk berjaga di seluruh pos yang ada di hutan itu," tambah Eddy.
FATKHUROHMAN TAUFIQ