TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Anas Efendi menolak menemui perwakilan warga Pesanggrahan yang datang ke kantor Wali Kota, Senin (19/10). Warga menolak pembangunan Rusunami di dekat area pemukiman mereka.
"Demo warga ini tanpa izin. Untuk itu kami minta segera membubarkan diri, kalau tidak kami minta aparat dan petugas yang ada di sini mengambil tindakan sesuai hukum yang berlaku," ujar Anas di depan warga. "Mengenai rencana rapat yang kami agendakan hari ini kami batalkan, silakan didorong keluar."
Usai meminta warga membubarkan diri, Anas bergegas masuk gedung tanpa menanggapi warga yang berteriak memprotes keputusannya. Anas juga tampak enggan menanggapi pertanyaan wartawan mengenai alasan pembatalan pertemuan. "Kami menunggu proses selanjutnya. Mana mungkin kami lanjutkan dalam kondisi demikian," ujar Anas.
Warga sendiri berdalih mereka sudah meminta izin kepada kepolisian. Salah satu perwakilan warga pun menunjukkan surat izin tertanggal 18 Oktober.
Rencananya hari akan ada pertemuan antara perwakilan warga RW 3 Kelurahan Pesanggrahan dengan sejumlah jajaran pemerintahan Jakarta Selatan. Pertemuan yang rencananya dipimpin langsung oleh wakil wali kota itu akan membahas soal pengaduan warga yang menolak pembangunan Rusunami di sekitar pemukiman mereka.
Warga khawatir pembangunan Rusunami itu akan menyebabkan daerah mereka banjir karena pembangunan di atas rawa resapan air seluas 1,8 hektar. "Rencananya akan diuruk setinggi 2,5 meter, setinggi genteng rumah, rumah saya bisa tenggelam kena banjir nanti," ujar Hadiyanto, warga RT 05, RW 03 Pesanggrahan.
Dalam undangan tertanggal 15 Oktober itu dan ditandatangani oleh wakil wali kota, pemerintah Jakarta Selatan hanya mengundang tiga orang perwakilan warga. Namun sekitar 60 warga Pesangrahan yang mengatasnamakan Forum Anti-Pengrusakan Lingkungan Pesangrahan datang dengan membawa poster besar berisi foto pengrusakan lingkungan di daerahnya.
"Kami tidak ingin hanya perwakilan tiga orang yang diajak bertemu, warga yang lain ingin ikut mengawal ke sini," ujar Ketua Forum Beby Siregar. Beby bersama dua rekannya Guruh Gempita Dawoed dan Sri Sulihanti yang rencananya akan memenuhi undangan pertemuan itu.
"Kami sangat kecewa dengan pembatalan sepihak ini," ujar Beby. "Kami akan terus menuntut hingga pembangunan dibatalkan."
Usai penolakan wakil wali kota itu, puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja mendorong warga untuk keluar dari halaman gedung. Namun puluhan warga yang sebagian besar ibu-ibu itu menolak, sehingga sempat terjadi saling dorong. Tampak sejumlah perempuan menangis histeris.
AGUNG SEDAYU