TEMPO Interaktif, Purwokerto - Tingginya angka inflasi di Kabupaten Banyumas membuat sejumlah pihak prihatin. Di daerah ini, pada tahun 2008 lalu inflasi mencapai 12 persen yang merupakan inflasi tertinggi di Indonesia.
“Bahkan pada tahun 2008, inflasi Banyumas lebih tinggi dari inflasi nasional yang besarnya 11,6 persen,” ujar Peneliti Muda Bank Indonesia Purwokerto, Warsono, hari ini.
Warsono mengatakan, Tim Pengendali Inflasi Daerah sangat dibutuhkan untuk mengendalikan laju inflasi di daerah. Tim tersebut, kata dia, di tingkat pusat sudah terbentuk.
Ia mengatakan, inflasi bukan semata-mata karena pengaruh moneter. Sebab dari pengalaman, inflasi daerah menyumbang sekitar 70 persen inflasi nasional.
Di daerah, kata dia, penyebab inflasi lebih banyak karena arus pasokan barang. Selain itu, mahalnya pendidikan, kesehatan, dan sektor energi lainnya juga ikut mempengaruhi tinggi rendahnya inflasi.
“Bulan Mei-Juni lalu, saat orang tua harus membayar uang sekolah, inflasi naik tinggi,” katanya.
Begitu juga saat sejumlah rumah sakit milik pemerintah menaikan tarif pelayanannya, inflasi juga ikut terdongkrak naik. “Kalau ada lembaga pengendali inflasi, hal ini bisa diantisipasi,” katanya.
Warsono menambahkan di Indonesia baru ada 17 Tim Pengendali Inflasi yang dibentuk di daerah. Ia berharap Banyumas memiliki lembaga tersebut agar laju inflasi bisa dikendalikan.
Menanggapi usulan tersebut, Kepala Bagian Perekonomian Sekertariat Daerah Banyumas, Azis Kusumandhani mengatakan Pemerintah menyambut baik usulan tersebut. “Proses formalnya sedang dalam proses,” kata Azis.
Azis menambahkan, saat ini pembentukan lembaga tersebut sedang diupayakan proses hukumnya. Bagian hukum, kata dia, sedang menyusun draft Surat Keputusan Bupati untuk mendirikan lembaga tersebut.
“Dalam waktu dekat, SK Bupati sudah akan turun,” ucapnya.
ARIS ANDRIANTO