"Saya tidak tahu kalau dia berada di Jakarta," kata Noberta yang diterjemahkan Goli Halawa, salah seorang kerabatnya, kepada wartawan siang tadi di Polres Jakarta Timur, Kamis (29/10). Selama ini, katanya, ia mengira Anton yang kini berusia 11 tahun itu, berada di Medan.
Anton dibawa ke Jakarta oleh Nurafni, bukan nama sebenarnya, untuk diangkat sebagai anak dan akan disekolahkan. Kepada Tempo, Nurafni mengaku membawa Anton dari Tanah Karo, dengan diperantarai oleh kerabat Noberta yang berasal dari Nias. "Kami berdua naik pesawat ke Jakarta," kata Nurafni dua pekan lalu.
Ia juga mengaku sempat menelpon Noberta setelah melarikan diri dari rumahnya. Namun Noberta siang tadi membantahnya. "Tak pernah sekalipun ada telepon kepada saya untuk mengabarkan keberadaan dia (Anton)," kata Noberta.
Noberta mengaku sempat kehilangan putra bungsu dari lima bersaudara itu. Ia sempat mencari anaknya ke Medan, hingga ke Pekanbaru, Riau. "Bahkan kami sekeluarga sempat menggunakan paranormal, tapi tak berhasil," kata Noberta.
Anton kini menjadi tersangka tunggal pembunuh ibu angkatnya, Etty Rochyati. Kepada polisi, ia mengaku membunuh karena tidak tahan dihina dan diperlakukan kasar oleh ibu angkatnya. Namun Noberta tidak percaya. "Saya tidak yakin karena dia (dia) tidak jahat," katanya.
Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, yang mencari Noberta hingga ke Tanah Karo, saat ini menyebutkan prioritas keluarga Noberta adalah bertemu Anton. "Kalau tentang dugaan penculikan, akan kami bahas setelah ini," katanya.
MUSTAFA SILALAHI