"Akibat pembakaran lahan dan penebangan," kata Kepala Bidang Perhutanan Dinas Perhutanan dan Perkebunan Sumenep, Ismail SP, Jumat (30/10).
Menurut Ismail, pada musim kemarau warga biasanya membakar lahan agar subur dan siap tanami saat penghujan. Karena pembakaran tidak dijaga, api menjalar ke hutan rakyat yang mayoritas ditumbuhi pohon jati dan akasia.
Ia mengakui, pihaknya kesulitan mengawasi pembakaran lahan dan penebangan. Karena status hutan rakyat dimiliki oleh masyarakat. "Kita hanya buat kebijakan, bahwa penebangan pohon dilakukan sekali dalam lima tahun," jelas dia.
Luas total hutan rakyat di Sumenep sebanyak 126 ribu hektare. Ismail menambahkan berbagai upaya penanaman kembali hutan kritis telah dilakukan agar tidak meluas. "Kerusakan terbanyak di wilayah darat," ungkap dia.
MUSTHOFA BISRI