“Saya ingin melihat dulu struktur harganya,” kata Suharso di Jakarta kemarin. Untuk keperluan itu, pemerintah berencana mengkaji apakah harga bahan dasar bangunan yang dijadikan alasan kenaikan harga rumah susun memang sudah tidak sesuai dengan modal pembangunannya.
Menurut Suharso, untuk menentukan kenaikan harga, harus dipastikan biaya apa saja yang mengalami eskalasi dan faktor penyebabnya. Sebab, saat ini hampir tidak ada inflasi yang mendorong kenaikan harga-harga bahan dasar bangunan. Inflasi yang terjadi sekarang sangat kecil. “Karena itu, kalau sampai ada kenaikan harga, kami cari dulu apa penyebabnya,” ucapnya.
Permintaan kenaikan harga rumah susun ini disampaikan Ketua Umum Real Estat Indonesia Teguh Satria. Pengembang meminta agar harga jual rumah sehat sederhana menjadi Rp 65-75 juta per unit. Harga saat ini, Rp 55 juta untuk tipe bangunan 36, dinilai tidak relevan lagi. “Ditinjau dari bisnis, pengembang perumahan tidak tertarik dengan proyek rumah sehat sederhana," tuturnya.
Teguh mengatakan harga yang ditetapkan pemerintah sudah terlalu lama dan perlu ditinjau ulang. Apalagi harga empat komponen utama bangunan, yakni lahan, material, biaya produksi, dan tenaga kerja, sudah naik. Biaya material dan lahan dianggap paling berpengaruh untuk pembangunan rumah sehat sederhana. Apalagi desakan menaikkan harga rumah sudah digulirkan sejak 2007.
REI menargetkan realisasi rumah sehat sederhana secara nasional tahun ini akan dapat menembus angka 130 ribu dari target 100 ribu unit. Target itu terbilang masih kecil dibanding permintaan pasar di tiap daerah. Namun, dia menolak menyebutkan jumlah kebutuhan tersebut di tiap-tiap daerah.
KARTIKA CANDRA