Deflasi merupakan suatu kondisi saat harga-harga barang secara umum mengalami penurunan dan nilai uang bertambah. Deflasi kebalikan dari inflasi. Jika inflasi muncul akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena minimnya jumlah uang yang beredar.
Deflasi di Mataram saja tercatat 0,77 persen dan di Bima terjadi deflasi 0,25 persen. Penyebab deflasi di Mataram adalah penurunan indeks tiga kelompok: bahan makanan sebesar 1,90 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,08 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,53 persen.
Sedangkan berdasarkan tahun kalender Januari hingga Oktober lalu, laju inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima sebesar 3,14 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2008 sebesar 3,67 persen.
Di wilayah Bali dan Nusa Tenggara dari lima kota yang menghitung indeks harga konsumen, Kupang mengalami inflasi 1,25 persen, Maumere 0,63 persen, Denpasar 0,35 persen, dan kota Bima 0,25 persen. Secara nasional di antara 45 kota se-Indonesia yang mengalami inflasi, yang tertinggi terjadi di Padang sebesar 1,78 persen dan yang terendah di Depok sebesar 0,05 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat, Mariadi Mardian, menjelaskan terjadinya deflasi diakibatkan masa setelah Lebaran dan berlalunya penggunaan minyak tanah untuk keperluan omprongan (mengeringkan dengan cara diasapi) daun tembakau. "Kalau tidak ada kenaikan gaji dan gagal panen, inflasi selama setahun ini di bawah lima persen," katanya.
SUPRIYANTHO KHAFID | BC