"Wilayah yang luas ditambah dengan terbatasnya armada pengangkut sampah membuat banyak sampah yang tidak terangkut dan belum terkelola," ujar Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang, Heri Heryanto, Selasa (10/11).
Dengan keterbatasan tersebut, Pemerintah Kabupaten Tangerang beralasan 80 persen dari sekitar 6.000 meter kubik sampah yang ada di Kabupaten Tangerang tidak terkelola. "Hanya 20 persennya yang terkelola. Selebihnya masih dibuang sembarangan atau dibakar oleh penduduk," kata Heri.
Heri mengatakan sampah yang terkelola selama ini adalah sampah pasar dan perumahan. Sampah itu diangkut dengan armada sampah yang ada sebelum dibuang di tempat pembuangan sampah akhir Jatiwaringin, Mauk.
Sampah tersebut dikelola dengan baik karena biasanya di perumahan, pasar, dan pusat perbelanjaan terdapat tempat pembuangan sementara. Berbeda dengan di kampung-kampung yang tidak terdapat tempat pembuangan sementara.
Heri memperkirakan jumlah sampah yang tidak terkelola itu sekitar 4.000 meter kubik lebih. “Mungkin dibakar atau dibuang sembarangan di kali,” ujar dia. Namun angka 20 persen sampah yang terkelola ini, menurut Heri, tergolong pencapaian tertinggi dalam pengelolaan sampah.
Heri tak menampik juga kondisi ini menimbulkan maraknya tempat pembuangan sampah di Kabupaten Tangerang. Munculnya tempat pembuangan sampah liar seiring dengan mengertinya masyarakat jika sampah punya nilai ekonomis yang tinggi. Sayangnya, sampah-sampah tersebut hanya yang diambil yang bisa diolah dan didaur ulang. Sisanya dibiarkan menumpuk dan berceceran.
JONIANSYAH