Oleh karena itu, ia tidak setuju jika Dahlan Iskan yang terpilih menjadi Direktur Utama PLN. Sebab dia tak memiliki kompetensi teknik di bidang kelistrikan. "Padahal permasalahan di perusahaan ini berat."
Masalah utama di PLN selama ini, Daryoko melanjutkan, adalah soal biaya operasional dan pemeliharaan yang dipotong 50 persen. "Jadi, tidak ada hubungannya dengan pergantian direksi," ujar Ahmad.
PLN seharusnya dapat mengurangi biaya operasional sebesar Rp 20 triliun jika seluruh pembangkit berkapasitas 7.500 megawatt memakai gas, bukan bahan bakar minyak. "Tapi kebanyakan gas Indonesia malah diekspor," ujar Ahmad. Hal tersebut membuat biaya operasional membengkak Rp 60 triliun. "Biaya itu kemudian terpotong untuk mendanai proyek 10 ribu megawatt tahap pertama yang macet," katanya.
PLN sekarang, lanjut Ahmad, dalam kondisi keuangan yang sangat sulit dan tidak mampu membiayai perawatan pembangkitnya yang terganggu.
SORTA TOBING