TEMPO Interaktif, Jakarta - Puluhan orang tukang tikar yang biasa menyewakan tikar di kawasan wisata Ancol berharap mereka diizinkan beroperasi. Seorang tukang tikar bernama Hendra, 36 tahun, warga Sunter Agung, mengeluhkan bahwa mereka dianggap liar maka selama ini sering ditertibkan oleh petugas keamanan Ancol. "Saat penertiban terakhir, teman saya menjadi korban pemukulan security," kata dia.
Fitrio Rahmat, 25 tahun, dipukul kepala dan perutnya oleh petugas keamanan saat tertangkap pada Sabtu malam lalu. Tikarnya juga diperintahkan dibakar.
Menurut dia, selama ini warga tak merasakan dampak positif dari kehadiran Ancol. "Padahal kalau kita kerja di sana bisa mengurangi pengangguran," ujarnya. Pihaknya sudah pernah beberapa kali mengajukan permohonan kepada pihak Ancol. "Tapi tidak ditanggapi," kata dia.
Sejak tahun 1999, para tukang tikar kucing-kucingan dengan petugas keamanan Ancol. "Sering ada penertiban. Tikar kita disita," katanya. Terkadang mereka juga harus merogoh kocek untuk "menyuap" petugas.
SOFIAN