TEMPO Interaktif, Magetan - Larangan pendakian yang dikeluarkan Satuan Pemangkuan Hutan Lawu tak banyak membuahkan hasil. Empat hari setelah peristiwa tewasnya dua pendaki asal Blora dan Demak, Sabtu pekan kemarin, ratusan orang terus melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu, Rabu (30/12) hari ini.
Dari catatan pos pantau pendakian di Cemoro Sewu Magetan, sejak Minggu kemarin, sebanyak 200 orang telah mendaki. Mereka datang berombongan, dengan rombongan masing-masing tiga hingga 20 orang.
Jondit, seorang petugas pos pantau, mengatakan jumlah ini belum termasuk pendaki yang memulai perjalanannya melalui pos pantau Cemoro Kandang di Kabupaten Karanganyar. Sehingga, dia memperkirakan jumlah pendaki yang datang ke Gunung Lawu hingga tahun baru akan terus bertambah.
Menurut dia, pendakian Gunung Lawu pada tahun baru bisa mencapai dua kali jumlah saat ini. Perhitungan ini didasarkan pada kebiasaan pendaki merayakan pergantian tahun di puncak gunung. “Ada pesta kembang apinya,” kata dia.
Agus Suwandono, seorang petugas pos pantau lain, mengatakan menyusul jatuhnya korban jiwa pendaki Sabtu pekan kemarin, pelarangan pendakian hanya berlangsung selama sehari saja. Yakni pada Senin kemarin. Pelarangan ini berkaitan untuk memudahkan proses evakuasi jenazah yang dilakukan oleh tim Search and Rescue.
Kondisi cuaca di sekitar Gunung Lawu saat ini mulai membaik. Badai angin dan hujan es beku yang sebelumnya terjadi beberapa waktu lalu, kini tak lagi terjadi. Meski cuaca mulai membaik, namun hujan pada siang dan malam hari masih saja berlangsung tiap hari. “Ini normal,” kata Agus.
Petugas pos pantau hanya memberi peringatan bagi para pendaki menuju puncak Lawu untuk membawa jas hujan dan cukup perbekalan makanan. Pada malam hari cuaca di puncak Gunung Lawu cukup dingin, mencapai lima derajat hingga minus tiga derajat celcius.
ANANG ZAKARIA