TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk menyediakan pasokan gas untuk PT PLN (Persero). Keduanya menandatangani nota kesepahaman bersama penyediaan gas untuk kebutuhan listrik di Sumatera Utara. Juga perjanjian jual beli gas bumi untuk Pusat Listrik Talang Duku, Sumatera Selatan sebesar 8 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) selama 10 tahun. Saat ini pembangkit gas PLN digerakkan oleh diesel karena minimnya pasokan gas.
Kedua pihak belum menyepakati soal harga. "Masih akan dibicarakan,"kata Direktur Utama PLN Dahlan Iskan usai penandatanganan perjanjian di Kantor Kementerian BUMN di Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (30/12).
Ia memperkirakan pengalihan solar ke gas bisa menghemat beban perusahaan hingga Rp 5 triliun per tahun. "Penting bagi PLN yang selama ini penghisap subsidi negara," katanya.
Untuk sistem di Sumatera Utara, PLN mendapat jatah 150 Million Metric British Thermal Unit. Dari kapasitas PGN di sana sebesar 1,5 Metric Ton Per Annum, PLN mengambil antara 60 dan 70 persen. "Sisanya diambil industri," ujar Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso.
Jika terobosan di Sumatera ini mulus, kata Dahlan, perjanjian juga akan diterapkan di pembangkit lain. "Saat ini kebutuhan gas kami 1 juta MMBTU," ujarnya. Hampir sebagian besar untuk menggerakkan pembangkit tenaga gas di Jawa, Medan dan Makassar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan sinergi seperti ini harus diikuti oleh perusahaan lain. Sebab negara memiliki persediaan gas melimpah. "Pengutamaan kebutuhan dalam negeri di atas segalanya," katanya. Dia meminta gas dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan listrik dan produksi pupuk.
Mustafa mewanti-wanti agar tidak ada lagi perusahaan yang kesulitan produksi akibat kurang gas. Misalnya PT Pupuk Iskandar Muda yang hanya bisa berproduksi enam bulan setahun akibat kekurangan gas, beberapa tahun lalu. Padahal di sebelahnya terdapat Liquid Natural Gas Arun, penyedia gas terbesar di Indonesia. "Jangan seperti ayam mati dalam lumbung," ujar Mustafa.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedi Saleh mengatakan pemerintah menargetkan pengurangan bahan bakar minyak dari 50 jadi 20 persen di tahun 2025. Batu bara dinaikkan dari 15 jadi 30 persen. "Gas relatif stagnan," katanya.
REZA MAULANA