TEMPO Interaktif, Denpasar - Seorang perancang perhiasan dari Amerika Serikat, Irwan Holmes, memamerkan koleksi karyanya di Prapen Gallery, Celuk, Ubud, Bali. Ratusan koleksi tersebut adalah hasil olahan batu permata kelas menengah (gemstone) yang didapat dari berbagai daerah di Indonesia.
Irwan menyebut, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bebatuan semacam itu. “Ada juga yang hanya ditemukan di sini seperti batuan Pancawarna,” ujarnya, Kamis (7/1).
Ada juga Fossillized Coral (fosil karang) yang memiliki gambar menyerupai rangkaian bunga. Dengan tehnik pemotongan yang canggih, batu-batu tersebut menjadi jauh lebih menarik dan menampilkan kesan mewah.
Koleksi lainnya adalah koleksi Opals dari Banten dan Pearls dari Lombok serta Ambon. Ada pula batuan Rose Agatr dengan warna mawar merah terang yang salah satu di antaranya bermotikan tulisan “Allah”. “Saya mengumpulkan koleksi ini selama lima tahun untuk memperkaya rancangan perhiasan,” ujarnya yang sudah tinggal dan bekerja di Indonesia selama 40 tahun.
Holmes telah memenangkan banyak penghargaan internasional. Salah-satunya penghargaan dari Perancis pada ajang Bijorcha Show. Koleksi permatanya telah mencapai 3 ribu buah serta 300 rancangan yang unik.
Dia merasa, Glimstone dari Indonesia masih kurang dipromosikan sebagai bahan perhiasan sehingga masih menjadi kekayaan tersembunyi di balik lapis-lapis bebatuan di negeri ini.
Pameran yang berlangsung hingga 14 Januari 2010 ini dilaksanakan bekerja sama dengan United Nation for Children (UNICEF) dan hasil penjualan akan disumbangkan ke lembaga itu.
Irwan juga akan membawa koleksinya dalam pameran batu permata terbesar di dunia, yakni pameran Tucson and MineralShow di Amerika Serikat pada pertengahan tahun ini.
ROFIQI HASAN