TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit memperkirakan Partai Amanat Nasional tak akan kritis lagi terhadap pemerintah. Pasalnya, Hatta Rajasa sebagai Ketua Umum PAN merupakan salah satu orang terdekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kemenangan Hatta sekaligus menjadi kemenangan Yudhoyono di PAN," kata Arbi saat dihubungi, Ahad (10/1).
Ia mencontohkan, Hatta merupakan ketua tim kampanye pasangan Yudhoyono-Boediono. Hatta juga berada di ring 1 pusat kekuasaan. Buktinya, Hatta ikut menjaring calon menteri. "Jadi, PAN akan semakin terseret ke dalam lingkaran kekuasaan Yudhoyono," ujarnya.
Hatta, kata Arbi, juga tak akan mampu berkiprah banyak di partai. Pasalnya, kesibukan sebagai menteri koordinator perekonomian akan menyita waktu Hatta di pemerintahan.
Arbi memperkirakan lawan Hatta dalam kongres di Batam Dradjad Wibowo yang menjadi Wakil Ketua Umum PAN juga tak akan mampu membawa partai itu lebih kritis. Indikatornya, kata Arbi, Dradjad menyerahkan posisi ketua umum begitu saja.
Arbi menilai sikap Dradjad ini tak menghargai dukungan orang terdekatnya. Dradjad, kata Arbi, semakin menjadi politikus. Pendukung PAN akan meragukan independensi ekonom tersebut.
Menurut Arbi, terpilihnya Hatta juga memberi keuntungan besar bagi Yudhoyono dalam meredam Amien Rais. Selama ini, kata Arbi, Hatta menjadi jembatan Yudhoyono untuk mengendalikan Amien.
Arbi memperkirakan bisa saja Amien bersikap kritis, tapi Hatta akan condong kepada Yudhoyono. "Hatta akan memberikan informasi yang mampu menggoyahkan kekritisan Amien," ujarnya.
Arbi justru menilai PAN di bawah kepemimpinan Hatta tak akan mampu mendulang suara lebih banyak dalam Pemilihan Umum 2014. Nasib PAN ini pun akan sama dengan partai politik lain pendukung Yudhoyono. "Semua partai akan dijadikan kuli saja oleh Yudhoyono," ujarnya.
PRAMONO