Perang panah antar dua kelompok warga ini pecah lagi sekitar pukul 13.40 waktu Papua. Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Mimika, Komisaris Mada Aksanta mengatakan warga mulai memanah tukang ojek yang lewat. Warga juga melepaskan anak panah sehingga mengenai seorang anak kecil dari kubu atas, yang belum diketahui identitasnya.
“Iya, mereka perang lagi dan memanah tukang ojek. Ada anak kecil yang kritis setelah terkena anak panah. Sekarang sudah di rumah sakit,” kata Mada. Menurut Mada, polisi masih disiagakan di jalan Cenderawasih yang menjadi areal perang.
Sebenarnya jumlah korban tewas antara kubu atas dan kubu bawah sudah seimbang. Dan menurut tradisi perang suku, perang harus dihentikan dalam upacara bakar batu besar.
Tetapi sejumlah tokoh warga di kubu bawah mempersoalkan kematian Daud Tinal alias Amelegeng Murib alias Hamon Kogoya, yang dikeroyok belasan warga kubu atas di luar areal perang. Akibat konflik berkepanjangan ini aktivitas warga terganggu.
Sebagian besar warga Kwamki Lama di kubu atas dan kubu bawah yang tidak terlibat perang masih bertahan di rumah masing-masing. Sementara kegiatan persekolahan di Kwamki Lama masih lumpuh.
TJAHJONO EP