TEMPO Interaktif, Balikpapan - Komando Daerah Militer VI Tanjungpura Kalimantan membantah personilnya turut membekingi praktek pembalakan di kawasan perbatasan Indonesia - Malaysia. Praktek beking pembalakan kayu hanya terjadi pada masa lalu. "Itu data lama," kata Kepala Penerangan Umum Kodam Tanjungpura, Mayor Answari Jadi, Selasa (2/2).
Answari mengakui pada masa lalu ada dugaan personi TNI yang ikut membekingi praktek pembalakan kayu di perbatasan. Namun keberadaanya, katanya telah memperoleh sanksi tegas dari Kodam Tanjungpura.
Namun Answari menolak membeberkan data-data personil TNI yang diduga terlibat serta memperoleh sanksi tegas. Menurutnya, sehubungan permasalahan ini sudah jadi kewenangan Panglima Kodam Tanjungpura untuk menjelaskan pada masyarakat. "Itu sudah jadi urusan Panglima Kodam Tanjungpura," ungkapnya.
Dugaan keterlibatan TNI sudah dibenarkan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak dalam pembalakan liar di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Pengamanan perbatasan, menurut Awang terkendala garis perbatasan sepanjang 1.038 kilometer yang membentang dari Kabupaten Nunukan - Kabupaten Malinau dan Kabupaten Kutai Barat. Pos penjagaan di sepenjang garis perbatasan juga dirasa kurang untuk memantau setiap perkembangan di garis perbatasan negara.
Sehubungan itu, Awang membantu dengan satu unit Helikopter kepada TNI. Selain itu pemda juga telah merencanakan pembangunan jalan di sepanjang garis perbatasan.
Data Tempo, polisi sempat mengamankan praktek pembalakan pensiunan Mayor Jenderal Gusti Sjaifuddin di Simenggaris Malinau. Pembalakan kayu terjadi di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur. Perbatasan Kalimantan Timur dianggap rawan pembalakan yaitu Malinau, Bulungan, Nunukan hingga Berau. Polisi telah mengamankan ribuan batang kayu jenis ulin dan bengkirai.
SG WIBISONO