Penerbitan sukuk global dilakukan dengan metode book building dan dengan melihat kondisi pasar dunia, terutama kawasan Timur Tengah yang sempat terguncang akibat krisis Dubai World. "Kita juga melihat kondisi pasar Middle East paska Dubai World kemarin," tutur Rahmat.
Rahmat mengatakan, hingga saat ini besaran gobal sukuk belum ditentukan. Namun, imbal hasilnya akan disesuaikan dengan imbal hasil yang ada di pasaran untuk menarik minat para investor asing. "Untuk yield-nya (imbal hasil) akan disesuaikan dengan yield pasar," ujarnya.
Adaapun minat beli masyarakat terhadap sukuk ritel Seri SR-002 sangat tinggi. Realisasi penjualan surat utang berbasis prinsip syariah itu mencapai Rp 8,033 triliun atau 267,77 persen dari target indikatif pemerintah sebesar Rp 3 triliun. Jumlah investor mencapai 17.231 orang.
Para peminat datang dari berbagai kalangan, yang terbanyak adalah pegawai swasta dengan 23,79 persen. Selain itu juga terdapat pegawai negeri sipil 22,06 persen, ibu rumah tangga 19,89 persen, wiraswasta 19 persen, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Polri 0,46 persen, dan profesi lainnya 145,80 persen.
"Berdasarkan volume pemesanan, dari Rp 8,033 triliun pegawai swasta mempunyai porsi 34,07 persen, wiraswasta 23,69 persen, ibu rumah tangga 15,46 persen, PNS 11,81 persen, TNI/Polri 0,22 persen, dan profesi lainnya 14,76 persen," ujar Rahmat.
Penjualan sukuk ritel dilakukan mulai 25 Januari sampai 5 Februari 2010 melalui 18 agen penjual yang terdiri dari 10 bank dan 8 perusahaan efek. Settlement SR-002 akan dilaksanakan pada 10 Februari 2010 dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 11 Februari 2010.
NALIA RIFIKA