Menurut Mustafa, solusi bagi pipa Kodeco ini harus segera ditemukan mengingat keberadaan pipa tersebut setidaknya telah menghambat kapal-kapal yang akan keluar masuk di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. “Saya minta perhatian serius, harus duduk bersama cari solusi,” ucapnya.
Saat ini, setidaknya ada dua solusi yaitu memperdalam keberadaan pipa, dan memindahkan pipa ke jalur lama di sebelah pinggir pantai atau sisi selatan dari alur pelayaran. Mustafa meminta pada Februari ini, solusi untuk pipa itu sudah harus diputuskan. “Kementerian BUMN akan menjadi mediatornya,” tutur dia.
Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, akibat persoalan pipa Kodeco ini kemajuan pelebaran Alur Pelayaran tak bisa dilakukan. Padahal, untuk meningkatkan pelayaran di Tanjung Perak, PT Pelindo setidaknya akan melebarkan alur pelayaran dari sebelumnya 100 meter menjadi 200 meter. Alur juga akan diperdalam dari sebelumnya 9,5 meter menjadi 14 meter.
Tak hanya itu, pipa Kodeco sedalam 10,14 meter dan melintang di tiga titik alur pelayaran, setidaknya membuat kapal-kapal yang akan keluar masuk Tanjung Perak harus memperkecil muatan. “Hanya kapal yang memiliki kedalaman maksimal 8,5 meter saja yang bisa masuk Tanjung Perak, selebihnya kami tidak berani karena takut nyangkut di pipa,” kata Djarwo.
ROHMAN TAUFIQ