Meski demikian, Rahmat mengatakan peluang menarik pembiayaan dari pasar internasional juga terbuka. “Kalau nanti kami lihat berpotensi crowding out (kelebihan pasokan di pasar Surat Utang Negara), ya kami masuk pasar internasional,” ujarnya.
Seperti diberitakan, Pemerintah bakal menaikkan defisit anggaran dari 1,6 persen menjadi 2,1 persen produk domestik bruto atau membengkak dari Rp 98 triliun menjadi Rp 132,2 triliun. Utang baru tersebut akan dipakai bersama Sisa Lebih Penggunaan Anggaran 2009 sebesar Rp 38 triliun.
Menurut Rahmat, dengan rencana tambahan penerbitan Surat Berharga tersebut maka jatah penerbitan surat utang (gross) 2010 akan berubah dari rencana semula sebesar Rp 175,06 triliun. Ia yakin rencana penerbitan bisa dipenuhi. “Jumlah Rp 1,2 triliun relatif kecil,” kata dia.
AGOENG WIJAYA