Rencananya, pelatihan itu akan dilakukan pada Maret ini. Seharusnya, ujar Sagom, pelatihan lanjutan ini dilakukan lagi pada 2009 lalu. "Namun, karena kesibukan TNI-Polri, baru bisa terlaksana pada 2010," katanya.
Menurut Sagom, konsep pelatihan yang akan dilakukan kedua lembaga ini sama dengan pelatihan yang dilaksanakan secara terbuka pada 2008. Meski melakukan latihan bersama penanganan terorisme, kata dia, "Kami harapkan latihan itu tidak akan menjadi kenyataan."
Pada Desember 2008, latihan penanggulangan terorisme dilakukan TNI-Polri dengan melibatkan 6.594 pasukan gabungan kedua lembaga. Latihan digelar di tempat-tempat strategis di Jakarta dan Bali, antara lain, di gedung Bursa Efek Jakarta, Hotel Borobudur, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Bandara Soekarno-Hatta. Latihan serupa juga dilakukan di Selat Malaka.
Terkait operasi pengejaran kelompok bersenjata di Aceh dalam beberapa hari terakhir, menurut Sagom, pihak TNI sementara ini belum turun tangan. Langkah-langkah di lapangan masih dilakukan oleh pihak kepolisian. "Kami menyikapinya dengan cara memantau mengikuti perkembangan di lapangan," katanya, "Sampai saat ini, polisi belum meminta bantuan."
Sementara itu Kepala Bidang Penerangan Umum Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Ketut Untung Yoga Ana, menyatakan latihan bersama ini akan berlangsung selama dua hari pada 8-9 Maret. "Sebanyak 3.833 pasukan gabungan TNI-Polri akan diturunkan," ujar Yoga.
Pada 8 Maret, 284 pasukan akan berlatih di Mabes Polri. Pasukan itu terdiri dari 72 komando gabungan latihan, 75 anggota Polri, 2 badan intelijen strategis, 55 angkatan darat, 50 angkatan laut, dan 30 angkatan udara.
Adapun pada 9 Maret, latihan gladi lapangan akan menurunkan pasukan yang lebih besar, yakni sebanyak 3.549 pasukan. Mereka terdiri dari 189 komando gabungan latihan, 1.601 anggota Polri, 671 angkatan darat, 795 angkatan laut, 293 angkatan udara. Latihan pada hari kedua ini rencananya akan diselenggarakan di Markas Komando Korps Brimob dan Polres Pelabuhan Perairan Tanjung Priok.
SUTJI DECILYA