TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Meski anggaran kesehatan sudah digembor-gemborkan pemerintah, ternyata hanya sedikit puskesmas di Indonesia yang dilayani dokter umum. Angka dokter umum yang melayani puskesmas di seluruh Indonesia hanya berkisar 15 persen. Alhasil, pelayanan puskesmas harus puas hanya dengan perawat atau bidan.
“Umumnya puskesmas di daerah terpencil, tidak memiliki dokter umum,” kata Direktur Bina Kesehatan Komunitas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan I, dr.R.Bambang Sardjono usai menjadi pembicara dalam acara pertemuan ilmiah tahunan di auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Kamis (4/3) kemarin.
Supaya daerah terpencil terlayani dokter umum, Bambang menyarankan sebaiknya daerah setempat harus menyediakan sarana dan prasarana bagi dokter yang bersedia ditempatkan di sana. Sebagai contoh, ketersediaan listrik, air bersih, dan satelit yang berhubungan langsung dengan rumah sakit terdekat. Deangan demikian bila ada kondisi darurat, maka si dokternya bisa bertindak cepat mengatasi kondisi tersebut.
“Hal ini yang harus dipikirkan pemerintah setempat. Jangan sampai karena daerahnya terisolir justru mematikan fungsi dokter yang bertugas di puskesmas. Jadi bukan orangnya saja yang disiapkan tetapi prasarananya. Lain halnya bila alasan si dokter tidak merasa kerasan, hal ini bukanlah urusan Depkes tapi alasan pribadi,” ungkap Bambang panjang lebar.
Dengan nda serius Bambang mengingatkan supaya instansi terkait mulai dari Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum serta pejabat Bupati wilayah setempat mulai harus siap menyambut tenaga medis yang bekerja di daerah terisolir atau terpencil. Menurutnya, hingga 2014 nanti Depkes menargetkan semua puskesmas di Indonesia yang kekurangan dokter akan memiliki dokter umum.
Terkait dengan belum terlayaninya akses kesehatan masyarakat, Joko Murdianto, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gayah Mada, Yogyakarta mengusulkan agar UGM punya inisiatif memberangkatkan dokter-dokter ke seluruh wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu. “Kalau UGM punya inistaif menempatkan ke wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu saya mendaftar,” kata Joko yang mengaku pernah menjadi dokter di Jalur Gaza.
Karena itulah, Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah ini mengusulkan supaya UGM berinisiatif memberangkatkan dokter-dokter ke seluruh wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu. “Kalau UGM berinisiatif menempatkan ke wilayah dan masa tugas dalam waktu tertentu, saya akan mendaftar,” paparnya serius.
Menanggapi usulan Joko, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Sugiri Syarief mengatakan lembaganya telah menjalin kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang mengirimkan tenaga medis ke daerah terpencil dengan nama tim Surya Baskara Jaya.
Menurutnya, bila alumni Fakultas Kedokteran di UGM UGM berminat dia akan mengajak serta supaya semua alumninya di dalam tim ini. “Nantinya tim akan menggunakan kapal laut dan bergerak ke daerah terpencil di bagian Barat serta sesekali ke wilayah Timur,” kata Sugiri yang sudah merencanakan tahun depan tim ini mulai diberangkatkan ke Indonesia Bagian Barat dan Timur. BERNADA RURIT (YOGYAKARTA)