Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan selain akan dirasakan berat oleh konsumen rumah tangga, dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik juga akan dirasakan oleh pihak industri, karena merekalah pengkonsumsi energi listrik yang besar.
Namun Rusman juga meminta pemerintah untuk awas terhadap dampak tidak langsung yang akan terjadi. “Itu juga harus diperhatikan,” kata Rusman kepada Tempo, Selasa (16/3). Selama ini, menurut Rusman, kecenderungannya pelaku industri ikut-ikutan menaikkan harga barang produksi mereka lebih dulu jika tarif listrik atau tarif lainnya naik.
Dia berharap pelaku usaha memikirkan nasib konsumen dengan tidak menaikkan harga yang menambah beban mereka. “Jangan gunakan kesempatan dalam kesempitan,” seru Ketua BPS tersebut.
Lebih lanjut, Rusman mengatakan, karena kenaikan tarif resmi baru akan dilakukan sekitar Juli mendatang sementara pengumuman tentang kenaikan sudah diberitahu dari sekarang, pemerintah harus awas terhadap kemungkinan dampak tidak langsung yang akan terjadi di masyarakat, seperti kenaikan harga tak terkendali.
Ia juga melihat adanya potensi spekulasi kalangan pengusaha dengan menumpuk barang menjelang kenaikan tarif yang dilakukan pemerintah. Tapi untuk tarif listrik diakuinya hanya kecil kemungkinannya terjadi.
Agar tak terlalu membebani masyarakat, Rusman menyarankan sejumlah opsi kenaikan tarif dasar listrik tersebut. Pertama, konsumen besar, di atas pemakaian 6.600 watt tetap naik sebesar 15 persen, sedangkan yang di bawah itu tidak usah dinaikkan.
Alternatif kedua, semuanya naik rata-rata 15 persen, tapi untuk konsumen rumah tangga diberi bantuan langsung tunai.
ARIE FIRDAUS