"Bisa selamat dari krisis 2008 is a good luck (merupakan nasib baik)," ujar Chatib Basri dalam acara "The 10th Annual Citi Indonesia Economic and Political Outlook" di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (18/3).
Menurut Chatib, Indonesia diselamatkan dari krisis karena nilai ekspor tidak terlalu besar dalam perdagangan di Asia. "Share ekspor Indonesia hanya 11,2 persen, sangat jauh jika dibandingkan dengan Filipina yang berkontribusi 29 persen, ataupun China sebesar 20,1 persen," tutur Chatib.
Ada beberapa perbedaan antara krisis keuangan yang terjadi pada 2008 dengan 1998. Pada 2008, suku bunga cukup rendah dan sistem perbankan relatif sehat, namun pada 1998 yang terjadi justru sebaliknya. "Pada 1998 harga listrik dinaikkan, pada 2008 fiskal dilepas. Dulu bank ditutup, sekarang tak ada bank yang bangkrut," tuturnya.
Chatib mengatakan salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari krisis adalah dengan menggarisbawahi pentingnya perekonomian domestik. Infrastuktur seperti hal jalan raya, pelabuhan, dan pelayaran antarpulau harus lebih diutamakan.
NALIA RIFIKA