Terapi stem cell menjadi alternatif bagi mereka yang tidak bisa sembuh dengan antivirus biasa. Berkhout meneliti terapi gen agar memiliki afek penyembuh secara jangka panjang. Terapi ini mengirimkan antivirus DNA ke dalam sel. Di sana antivirus ini akan berperang melawan virus yang menginfeksi.
Awalnya sel induk dari sumsum tulang pasien diekstraksi dan dilakukan pemurnian. Antivirus DNA dimasukkan ke dalam ekstraksi sel ini lalu disuntikkan kembali ke dalam tubuh pasien.
Mentransfer DNA antivirus, kata Berkhout, membantu mengembalikan sebagian besar sistem kekebalan tubuh pasien. Sel hasil ekstraksi yang mengandung antivirus DNA terus-menerus membelah. Sehingga sel-sel anakan memiliki kekebalan yang sama dengan sel induknya. "Antivirus DNA diwariskan kepada semua sel yang lahir dari sel induk," kata Berkhout.
Kelompok ini berharap dapat memulai uji klinis terapi ini dalam 3 tahun. Sejauh ini, hasil yang diperoleh di laboratorium sangat meyakinkan para peneliti. Menurut Berkhout tahap yang sedang dijalaninya saat ini adalah uji keamanan dan keampuhan yang diujicobakan pada tikus.
Di Indonesia terapi stem cell dikembangkan oleh Bio Cellular Research Organization (BCRO) Indonesia yang pusatnya di Swiss. Perusahaan ini banyak membantu menyembuhkan pasien diabetes, stroke, dan autis. Tapi sel yang disuntikkan ke dalam tubuh pasien oleh BCRO berasal dari sel kelinci. SCIENCE DAILY| AKBAR TRI KURNIAWAN