"Kita harus berhadapan dengan sebuah rezim politik yang cenderung menggunakan metode menghalalkan cara dalam mencapai tujuan politiknya sebagaimana digambarkan kekacauan luar biasa pada pemilu legislatif dan presiden yang lalu," katanya dalam pembukaan Kongres III PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Selasa (6/4).
Selain itu, kata Mega, secara keseluruhan PDI Perjuangan harus bekerja dalam situasi politik yang semakin mahal. Pengalaman Pemilu 2009 lalu menunjukkan kuatnya pengaruh politik yang semakin mahal itu dalam menuntun perilaku politik internal partai. Kader-kader menjadi menempatkan keutamaan keuntungan diri sendiri ketimbang rakyat.
Calon tunggal Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2010-2015 ini tak lupa menyentil partai baru yang memperoleh suara banyak di pemilu tahun lalu. "Bagaimana saya bisa belajar pada suatu partai yang dalam waktu bergitu cepat bisa naik sampai 300 persen. Saya ingin belajar kiatnya, karena PDI Perjuangan juga berkeinginan seperti itu," ujarnya.
Mega menyayangkan jika partai tak lagi sebagai alat ideologi tapi menjadi alat akumulasi ekonomi yang menjadi sarana transportasi cepat untuk keuntungan ekonomi individual, bukan lagi sarana untuk mewujudkan kepentingan rakyat. Hal ini menurutnya harus menjadi satu perhatian di Kongres III PDI Perjuangan kali ini.
MUNAWWAROH